Jumat, Februari 29, 2008

Kelainan Jantung : VSD

BAB I
PENDAHULUAN

Dafid Arifiyanto



A. LATAR BELAKANG

Jantung adalah organ berupa otot berbentuk kerucut. Fungsi utama jantung adalah untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom.
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak lahir dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Anak adalah merupakan potensi dan penerus dari cita – cita bangsa untuk melanjutkan pembangunan sehingga anak perlu dicaga agar terhindar dari penyakit.
VSD adalah suatu penyakit kelainan pada jantung bawaan berupa lubang pada septum interventrikuler, lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi septim interventrikuler semasa janin dalam kandungan.
Untuk menghindari atau mencegah penyebab dari penyakit ini semaksimal mungkin perawat harus berusa memberikn nasehat terutama pada ibu yang sedang hamil untuk tidak mengkonsumsi alkohol ataupun obat – obatan sembarang.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum
Mahasiswa keperawtan mampu memahami asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan jantung bawaan ( VSD )
2. Tujuan khusus
Mahasiswa keperawatan dapat :
a. Menjelaskan pengertian ventrikel septum defek.
b. Menyebutkan penyebab ventrikel septum defek
c. Menyebutkan gambaran klinis dari ventrikel septum defek
d. Menjelaskan patofisiologi dan patway ventrikel septum defek
e. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dan diaonostik VSD
f. Menyebutkan komplikasi VSD
g. Menjelaskan penatalaksanaan VSD
h. Menjelaskan asuhan keperawatan pada anak dengan VSD


BAB II

TINJAUAN TEORI


A. DEFINISI

Ventrikel septum defek yaitu kelainan jantung bawaan berupa lubang pada septum interventrikuler, lubangtersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan, sehingga darah bisa mengalir dari ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya.
VSD yaitu defek yang biasanya terjadi pada septum pars membranaseum dan terletak dibawah katup aorta kadang defek terjadi pada pars muscolorum.
VSD perimembraneus dapat pula terletak baik dibawah cincin katup aorta maupun pulmonal, keadaan ini disebut “ doubly commited vsd “
VSD biasanya bersifat tunggal tetapi dapat pula multiple, vsd muskuler yang multiple disebut “ swiss cheese vsd “.

B. ETIOLOGI

Lebih dari 90% kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multi faktor. Faktor yang berpengaruh adalah :
1. Faktor eksogen : berbagai jenis obat, penyakit ibu ( rubella, IDDM ), ibu hamil dengan alkoholik.
2. Faktor endogen : penyakit genetik ( dowm sindrom ).

C. GAMBARAN KLINIS
Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi :
1. VSD kecil
a. Biasanya asimptomatik
b. Defek kecil 1 – 5 mm
c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltik yang menjalar ke seluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD
e. EKG : dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri
f. Radiologi : ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat
g. Menutup secata spontan pada waktu umur 3 tahun
i. Tidak diperlukan kateterisasi jantung
2. VSD sedang
a. Sering terjadi simptom pada masa bayi
b. Sesek nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan minuman dan makanannnya
c. Defek 5 – 10 mm
d. BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
e. Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh
paru tetapi umumnya responsif terhadap pengobatan
g. Takipnue
h. Retraksi
i. Bentuk dada normal
j. EKG : terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan , tetapi kiri lebih meningkat
k. Radiologi : terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pembesaran pembuluh darah di hilus

3. VSD besar
a. Sering timbul gejala pada masa neonatus
b. Dispnea meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu pertama setelah lahir
c. Pada minggu ke 2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
e. Gangguan tumbuh kembang
f. EKG : terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
g. Radiologi : pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer

D. PATOFISIOLOGI
VSD ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Kira – kira 20% dari defek ini pada anak adalah defek sederhana, banyak diantaranya menutup secara spontan. Kira – kira 50 % - 60% anak – anak menderita defek ini memiliki defek sedang dan menunjukkan gejalanya pada masa kanak – kanak. Defek ini sering terjadi bersamaan dengan defek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikei kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskular pulmonar.
3. Jika tahanan pulmonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri menyebabkan sianosis ( sindrom eisenmenger ).

E. PATHWAYS
Faktor Eksogen Faktor Endogen
Ventrikel Septum Defek



Pirau Ventrikel Kiri ke ventrikel kanan

Volume ke paru-paru meningkat

Volume sekuncup turun
Tekanan ventrikel kanan meningkat
Hipertropi otot ventrikel kanan
COP menurun
Hipertropi pulmonal
Aliran darah ke paru meningkat
Worklood
Kebutuhan O2 dan zat nutrisi untuk metabolisme tubuh tidak seimbang
Takipnoe, sesak nafas pada saat aktivitas (bermain)
Fibriotik katup arteri pulmonal
Atrium kanan tidak dapat mengimbangi peningkatan worklood
Berat badan sukar naik
Intoleransi Aktifitas
Aliran darah balik
ke ventrikel kiri
Pembesaran atrium kanan
Darah CO2 dan O2 bercampur











Penurunan curah jantung
Gejala CHP : murmur,
distensi vena jugularis,
edema hepatomegali
Mengalir ke seluruh tubuh
Nutrisi kurang terpenuhi
Sesak nafas pada waktu
makan atau minum
Gangguan tumbuh kembang
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
1. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
2. EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
3. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
4. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan

G. KOMPLIKASI
1. Gagal jantung kronik
2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
4. Penyakit vaskular paru progresif
5. kerusakan sistem konduksi ventrikel

H. PENATALAKSANAAN
1. VSD kecil tidak perlu dirawat, pemantauan dilakukan di poliklinik kardiologi anak.
2. Berikan antibiotik seawal mungkin
3. Vasopresor atau vasodilator adalah obat – obat yang dipakai untuk anak dengan VSD dan gagal jantung misal dopamin ( intropin ) memiliki efek inotropik positif pada miokard menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan sistolik serta tekanan nadi. Sedang isoproterenol ( isuprel ) memiliki efek inotropik posistif pada miokard menyebabkan peningkatan curah jantung dan kerja jantung.
4. Bayi dengan gagal jantung kronik mungkin memerlukan pembedahan lengkap atau paliatif dalam bentuk pengikatan / penyatuan arteri pulmonar. Pembedahan tidak ditunda sampai melewati usia prasekolah.










BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1. Kaji adanya komplikasi
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat perkawinan
4. Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda – tanda vital, jantung dan paru
5. Kaji aktivitas anak

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.
4. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung.
5. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap keadaan post op
6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi.
7. Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan pemasangan mesin jantung.
8. Gangguan rasa nyamam nyeri berhubungan dengan luka post op
9. Resiko komplikasi

C. INTERVENSI
Pre op
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
Intervensi
a. Monitor tinggi dan berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama dan didokumentasikan dalam bentuk grafik.
Rasional : mengetahui perubahan berat badan.
b. Ijinkan anak untuk sering beristirahat dan hindarkan gangguan pasa saat tidur.
Rasional : tidur dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.
Intervensi :
a. Anjurkan klien untuk melakukan permainan dan aktivitas yang ringan.
Rasional : melatih klien agar dapat beradaptasi dan mentoleransi terhadap aktifitasnya.
b. Bantu klien untuk memilih aktifitas sesuai usia, kondisi dan kemampuan.
Rasional : melatih klien agar dapat toleranan terhadap aktifitas.
c. Berikan periode istirahat setelah melakukan aktifitas
Rasional : mencegah kelelahan berkepanjangan
.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
Intervensi :
a. Hindarkan kegiatan perawatan yang tidak perlu pada klien
Rasional : menghindari kelelahan pada klien
b. Libatkan keluarga dalam pelaksanaan aktifitas klien
Rasional : klien diharapkan lebih termotivasi untuk terus melakukan latihan aktifitas
c. Hindarkan kelelahan yang sangat saat makan dengan porsi kecil tapi sering
Rasional : jika kelelahan dapat diminimalkan maka masukan akan lebih mudah diterima dan nutrisi dapat terpenuhi
d. Pertahankan nutrisi dengan mencegah kekurangan kalium dan natrium, memberikan zat besi.
e. Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat.
f. Jangan batasi minum bila anak sering minta minum karena kehausan
Rasional : anak yang mendapat terapi diuretik akan kehilangan cairan cukup banyak sehingga secara fisiologis akan merasa sangat haus.

4. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung
Intervensi :
a. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung , nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
Rasional : memberikan data untuk evaluasi intervensi dan memungkinkan deteksi dini terhadap adanya komplikasi.
b. Tegakkan derajat cyanosis (misal : warna membran mukosa derajat finger)
Rasional : mengetahui perkembangan kondisi klien serta menentukan intervensi yang tepat.
c. Berikan obat – obat digitalis sesuai order
Rasional : obat – obat digitalis memperkuat kontraktilitas otot jantung sehingga cardiak outpun meningkat / sekurang – kurangnya klien bisa beradaptasi dengan keadaannya.
d. Berikan obat – obat diuretik sesuai order
Rasional : mengurangi timbunan cairan berlebih dalam tubuh sehingga kerja jantung akan lebih ringan.

Post op
1. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap
Intervensi :
a. Orientasikan klien dengan lingkungan
b. Ajak keluarga untuk mengurangi klien jika kondisi sudah stabil
c. Jelaska keadaan yang fisiologis pada klien post op

2. Resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan pemasangan mesin jantung
Intervensi :
a. Batasi cairan
b. Monitor dan catat intake dan output
c. Monitor tanda – tanda penurunan cairan
d Monitor cairan dari drain toraks pada 4 – 6 jam pertama, tidak lebih dari 200 cc / jam

3. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi
Intervensi :
a. Berikan respirasi support ( 24 jam post op )
b. Analisa gas darah
c. Berikan chest terapi
d. Batasi cairan
e. Lakukan suction trache bronch

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka post op
Intervensi :
a. Periksa sternotomi
b. Catat lokasi dan lamanya nyeri
c. Bedakan nyeri insisi dan angina
d. Kolaborasi dengan dokter dengan memberikan obat – obat analgetik

5. Resiko komplikasi
Intervensi :
a. Berikan keluarga pendidikan kesehatan dalam rangka persiapan pulang / rehabilitasi
b. Diskusikan tentang penyakit klien selama fase penyembuhan
c. Aktifitas ditingkatkan secara bertahap
d. Berikan diet rendah garam
e. Timbang BB tiap hari


















BAB 1V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Lebih dari 90 % kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multifaktor. Ventrikel septum defek ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, yang biasanya dari kiri ke kanan.
Pada anak dengan ventrikel septum defek sederhana gambaran klinisnya dapat meliputi adanya murmur, intoleransi latihan ringan, keletihan, dispnue selama beraktivitas dan infeksi saluran nafas yang berulang – ulang dan berat.
Keseriusan gangguan ini tergantung dari pada ukuran dan derajat hipertensi pulmonar, jika anak asimptomatik masih tidak diperlukan pengobatan tetapi jika timbul gagal jantung kronik diperlukan untuk penutupan defek atau pembedahan.Resiko bedah kira – kira 3 % idealnya pada anak umur 3 sampai 5 tahun.

B. SARAN
1. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari ventrikel septum defek sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan anak yang menderita VSD.















DAFTAR PUSTAKA

1. Cecily L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2002.
2. Ilmu Kesehatan Anak 2, Bagian ilmu Kesehatan FKUI, Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
3. Judith M. Wilkinson, Buku Saku Diagnosa Keparawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, edisi 7 jakarta, EGC, 2007.
4. M.D. Donald C. Flyar, Kardiologi anak Nadas, Gajah Mada, University Press, 1996























Oksigenasi


TERAPI OKSIGEN
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Mr. Dafid

Oksigenmerupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas
Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah.
Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.

PROSES RESPIRASI
Proses respirasi merupakan proses pertukaran gas yang masuk dan keluar melalui kerjasama dengan sistem kardiovaskuler dan kondisi hematologis. Oksigen di atmosfir mengandung konsentrasi sebesar 20,9 % akan masuk ke alveoli melalui mekanisme ventilasi kemudian terjadi proses pertukaran gas yang disebut proses difusi. Difusi adalah suatu perpindahan/ peralihan O2 dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dimana konsentrasi O2 yang tinggi di alveoli akan beralih ke kapiler paru dan selanjutnya didistribusikan lewat darah dalam 2 (dua) bentuk yaitu : (1) 1,34 ml O2 terikat dengan 1 gram Hemoglobin (Hb) dengan persentasi kejenuhan yang disebut dengan “Saturasi O2” (SaO2), (2) 0,003 ml O2 terlarut dalam 100 ml plasma pada tekanan parsial O2 di arteri (PaO2) 1 mmHg.
Kedua bentuk pengangkutan ini disebut sebagai kandungan O2 atau “Oxygen Content” (CaO2) dengan formulasi : CaO2 = (1,34 x Hb x SaO2) + (0,003 x PaO2) Sedangkan banyaknya O2 yang ditransportasikan dalam darah disebut dengan “Oxigen Delivery” (DO2) dengan rumus : DO2 = (10 x CaO2) x CO Dimana CO adalah “Cardiac Output” (Curah Jantung). CO ini sangat tergantung kepada besar dan ukuran tubuh, maka indikator yang lebih tepat dan akurat adalah dengan menggunakan parameter “Cardiac Index” (CI). Oleh karena itu formulasi DO2 yang lebih tepat adalah : DO2= (10 x CaO2) x CI Selanjutnya O2didistribusikan ke jaringan sebagai konsumsi O2(VO2) Nilai VO2 dapat diperoleh dengan perbedaan kandurngan O2 arteri dan vena serta CI dengan formulasi sebagai berikut : VO2a= (CaO2– CvO2) x CI Selain faktor difusi dan pengangkutan O2 dalam darah maka faktor masuknya O2 kedalam alveoli yang disebut sebagai ventilasi alveolar.VENTILASI ALVEOLAR Ventilasi alveolar adalah salah satu bagian yang penting karena O2 pada tingkat alveoli inilah yang mengambil bagian dalam proses difusi. Besarnya ventilasi alveolar berbanding lurus dengan banyaknya udara yang masuk keluar paru, laju nafas, udara dalam jalan nafas serta keadaan metabolik. Banyaknya udara masuk keluar paru dalam setiap kali bernafas disebut sebagai “Volume Tidal” (VT) yang bervariasi tergantung pada berat badan. Nilai VT normal pada orang dewasa berkisar 500 – 700 ml dengan menggunakan “Wright’s Spirometer”. Volume nafas yang berada di jalan nafas dan tidak ikut dalam pertukaran gas disebut sebagai “Dead Space” (VD)(Ruang Rugi) dengan nilai normal sekitar 150 - 180 ml yang terbagi atas tiga yaitu : (1) Anatomic Dead Space, (2) Alveolar Dead Space, (3) Physiologic Dead Space. Anatomic Dead Space yaitu volume nafas yang berada di dalam mulut, hidung dan jalan nafas yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Alveolar Dead Space yaitu volume nafas yang telah berada di alveoli, akan tetapi tidak terjadi pertukaran gas yang dapat disebabkan karena di alveoli tersebut tidak ada suplai darah. Dan atau udara yang ada di alveoli jauh lebih besar jumlahnya dari pada aliran darah pada alveoli tersebut. Ventilasi alveolar dapat diperoleh dari selisih volume Tidal dan ruang rugi, dengan laju nafas dalam 1 menit. VA = (VT – VD) x RR Sedangkan tekanan parsial O2 di alveolar (PaO2) diperoleh dari fraksi O2 inspirasi (FiO2) yaitu 20,9 % yang ada di udara, tekanan udara, tekanan uap air, tekanan parsial CO2 di arteri (PaCO2). PaO2 = FiO2 (760 – 47) – (PaCO2 : 0,8).
Demikian faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi dimana respirasi tidak saja pertukaran gas pada tingkat paru (respirasi eksternal) tetapi juga pertukaran gas yang terjadi pada tingkat sel (respirasi internal).

TERAPI OKSIGEN
Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah
(1) untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah,
(2) untuk menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard.Syarat-syarat pemberian O2 meliputi : (1) Konsentrasi O2 udara inspirasi dapat terkontrol, (2) Tidak terjadi penumpukan CO2, (3) mempunyai tahanan jalan nafas yang rendah, (4) efisien dan ekonomis, (5) nyaman untuk pasien. Dalam pemberian terapi O2 perlu diperhatikan “Humidification”. Hal ini penting diperhatikan oleh karena udara yang normal dihirup telah mengalami humidfikasi sedangkan O2 yang diperoleh dari sumber O2 (Tabung) merupakan udara kering yang belum terhumidifikasi, humidifikasi yang adekuat dapat mencegah komplikasi pada pernafasan.

INDIKASI PEMBERIAN O2
Berdasarkan tujuan terapi pemberian O2 yang telah disebutkan, maka adapun indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut :
(1) Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa gas darah,
(2) Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot tambahan pernafasan,
(3) Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi
gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
Berdasarkan indikasi utama diatas maka terapi pemberian O2 dindikasikan kepada
klien dengan gejala :
(1) sianosis,
(2) hipovolemi,
(3) perdarahan,
(4) anemia berat,
(5) keracunan CO,
(6) asidosis,
(7) selama dan sesudah pembedahan,
(8) klien dengan keadaan tidak sadar.


METODE PEMBERIAN O2
Metode pemberian O2 dapat dibagi atas 2 tehnik, yaitu :
1. Sistem aliran rendah
Tehnik system aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan. Tehnik ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal pasien. Pemberian O2 sistem aliran rendah ini ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.
Contoh system aliran rendah ini adal;ah : (1) kataeter naal, (2) kanula nasal, (3) sungkup muka sederhana, (4) sungkup muka dengan kantong rebreathing, (5) sungkup muka dengan kantong non rebreathing.
Keuntungan dan kerugian dari masing-masing system :
a. Kateter nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O 2 secara kontinu dengan aliran 1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%.
Keuntungan
Pemberian O2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 yang lebih dari 45%, tehnik memasuk kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat.
b. Kanula nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O2 kontinu dengan aliran 1 – 6 L/mnt dengan konsentrasi O2 sama dengan kateter nasal.
Keuntungan
Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul disbanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan nyaman.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai O2 berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lendir.
c. Sungkup muka sederhana
Merupakan alat pemberian O2 kontinu atau selang seling 5 – 8 L/mnt dengan konsentrasi O2 40 – 60%.
Keuntungan
Konsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
d. Sungkup muka dengan kantong rebreathing :
Suatu tehinik pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 2 L/mnt
Keuntungan
Konsentrasi O2 lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian
Tidak dapat memberikan O2
konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong O2 bisa terlipat.
e. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing Merupakan tehinik pemberian O2 dengan Konsentrasi O2 mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 L/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
Keuntungan :
Konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.
Kerugian
Kantong O2 bisa terlipat.

2. Sistem aliran tinggi
Suatu tehnik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe
pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi O2 yang lebihtepat dan teratur. Adapun contoh tehnik system aliran tinggi yaitu sungkup muka dengan ventury. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udaraluar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 L/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.
Keuntungan
Konsentrasi O2 yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrl serta tidak terjadi penumpukan CO2
Kerugian
Kerugian system ini pada umumnya hampir sama dengan sungkup muka yang lain pada aliran rendah.

BAHAYA BAHAYA PEMBERIAN OKSIGEN
Pemberian O2 bukan hanya memberiakan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan
efek merugikan, antara lain :
1. Kebakaran
O2 bukan zat pembakar tetapi O2 dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian O2 harus menghindari : Merokok, membukan alat listrik dalam area sumber O2, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
2. Depresi Ventilasi Pemberian O2 yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO 2 dapat menekan ventilasi
3. Keracunan O2 Dapat terjadi bila terapi O2 yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasi dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu

ASUHAN KEPERAWATAN
Terapi O2 merupakan salah satu intervensi keperawatan yang bersifat kolaboratif yang merupakan bagian dari paket intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien berdasarkan diagnosa keperawatan yang dirumuskan. Oleh karena itu maka langkah pertama yang perawat lakukan adalah melakukan pengkajian. Pengkajian ini ditujukan kepada keluhan-keluhan klien serta hasil pemeriksaan baik yang sifatnya pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang dan pememriksaan diagnostik yang berkaitan dengan system pernafasan serta system lain yang terlibat. Pengkajian keperawatan dapat dilakukan dengan metode wawancara yang berkaitan dengan keluhan klien antara lain batuk dan lendir, sesak nafas, serta keluhan lain yang berkaitan dengan masalah transportasi O2 . metode yang lain adalah metode observasi dengan melakukan pemeriksaan fisik pernafasan. Data yang didapa dapat berupa kecepatan, iram dan kedalam pernafasan, usaha nafas, sianosis, berkeringat, peningkatan suhu tubuh, abnormalitas sistem pernafasa serta kardiovaskular. Selanjutnya data-data ini dapat didukung oleh hasil pemeriksaan penunjang seperti gasa darah asteri seerta pememriksaan diagnostik foto torak. Tahap beikutnya adalah perumusan Diagnosa Keperawatan yang berorientasi kepada pada yang dirasakan oleh klien. Diagnosa ini dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian yang disebutkan diatas Berdasarkan diagnosa-diagnosa keperawatan yang dirumuskan maka disusunlah intervensi keperawatan (Rencana Tindakan) yang bertujuan untuk “Problem Solving” (penyelesaian masalah) klien.

Osteomyelitis


Osteomyelitis
Osteomyelitis is an infection of the bone. It can be caused by a variety of microbial agents and situations including:
An open injury to the bone, such as an open fracture with the bone ends piercing the skin.
An infection from elsewhere in the body, such as a urinary tract infection that has spread to the bone through the blood.
A minor trauma, which can lead to a blood clot around the bone and then a secondary infection from seeding of bacteria.
Bacteria in the bloodstream, which is deposited in a focal (localized) area of the bone. This bacterial site in the bone then grows, resulting in destruction of the bone. However, new bone often forms around the site.
A chronic open wound or soft tissue infection can eventually extend down to the bone surface, leading to a secondary bone infection.
Osteomyelitis affects about two out of every 10,000 people. If left untreated, the infection can become chronic and cause a loss of blood supply to the affected bone. When this happens, it can lead to the eventual death of the bone tissue.
Osteomyelitis can affect both adults and children. The bacteria or fungus that can cause osteomyelitis, however, differs among age groups. In adults, osteomyelitis often affects the vertebrae and the pelvis. In children, osteomyelitis usually affects the adjacent ends of long bones. Long bones are large, dense bones that provide strength, structure, and mobility. They include the femur and tibia in the legs and the humerus and radius in the arms.
Osteomyelitis does not occur more commonly in a particular race or gender. However, some people are more at risk for developing the disease, including:
People with diabetes
Patients receiving hemodialysis
People with weakened immune systems
People with sickle cell disease
Intravenous drug abusers
The elderly
Symptoms of osteomyelitisThe symptoms of osteomyelitis can include:
Pain and/or tenderness in the infected area
Swelling and warmth in the infected area
Fever
Nausea, secondarily from being ill with infection
General discomfort, uneasiness, or ill feeling
Drainage of pus through the skin
Additional symptoms that may be associated with this disease include:
Excessive sweating
Chills
Lower back pain
Swelling of the ankles, feet, and legs
Changes in gait (walking pattern that is a painful, yielding a limp)
Diagnosing osteomyelitisTo diagnose osteomyelitis, the doctor will first perform a complete physical examination. In doing so, the physician will look for signs or symptoms of soft tissue and bone tenderness and possibly swelling and redness. The doctor will also ask you to describe your symptoms and will evaluate your personal and family medical history. The doctor can then order any of the following tests to assist in confirming the diagnosis:
Blood tests: When testing the blood, measurements are taken to confirm an infection: a complete blood count (CBC), which will show if there is an increased white blood cell count, and an ESR (erythrocyte sedimentation rate) and/or CRP (creative protein) in the bloodstream, which detects and measures inflammation in the body.
Blood culture: A blood culture is a test used to detect bacteria. A sample of blood is taken and then placed into an environment that will support the growth of bacteria. By allowing the bacteria to grow, the infectious agent can then be identified and tested against different antibiotics in hopes of finding the most effective treatment.
Needle aspiration: During this test, a needle is used to remove a sample of fluid and cells from the vertebral space, or bony area. It is then sent to the lab to be evaluated by allowing the infectious agent to grow on media.
Biopsy: A biopsy (tissue sample) of the infected bone may be taken and tested for signs of an invading organism.
Bone scan: During this test, a small amount of Technetium-99 pyrophosphate, a radioactive material, is injected intravenously into the body. If the bone tissue is healthy, the material will spread in a uniform fashion. However, a tumor or infection in the bone will absorb the material and show an increased concentration of the radioactive material, which can be seen with a special camera that produces the images on a computer screen. The scan can help your doctor detect these abnormalities in their early stages, when X-ray findings may only show normal findings.
Treating and managing osteomyelitisThe objective of treating osteomyelitis is to eliminate the infection and prevent the development of chronic infection. Chronic osteomyelitis can lead to permanent deformity and chronic problems, so it is important to treat the disease as soon as possible.
Drainage: If there is an open wound or abscess, it may be drained through a procedure called needle aspiration. In this procedure, a needle is inserted into the infected area and the fluid is withdrawn. Deep aspiration is preferred over often-unreliable surface swabs.
Medications: Prescribing antibiotics is the first step in treating osteomyelitis. Antibiotics help the body get rid of bacteria in the bloodstream that may otherwise re-infect the bone. The dosage and type of antibiotic prescribed depends on the type of bacteria present and the extent of infection. While antibiotics are often given intravenously, some are also very effective when given in an oral dosage. It is important to first identify the offending organism through blood cultures, aspiration, and biopsy so that the organism is not masked by an initial inappropriate dose of antibiotics.
Splinting or cast immobilization: This may be necessary to immobilize the affected bone and nearby joints in order to avoid further trauma and to help the area heal adequately and as quickly as possible. Splinting and cast immobilization are frequently done in children, although motion of joints after initial control is important to prevent stiffness and atrophy.
Surgery: Most well-established bone infections are managed through open surgical procedures during which the destroyed bone is scraped out. In the case of spinal abscesses, surgery is not performed unless there is compression of the spinal cord or nerve roots. Instead, patients with spinal osteomyelitis are given intravenous antibiotics. After surgery, antibiotics against the specific bacteria involved in the infection are then intensively administered during the hospital stay and for many weeks afterward.

With proper treatment, the outcome is usually good for osteomyelitis, although results tend to be worse for chronic osteomyelitis, even with surgery. Some cases of chronic osteomyelitis can be so resistant to treatment that amputation may be required; however, this is rare. Also, over many years, chronic infectious draining sites can evolve into a squamous-cell type of skin cancer, although this, too, is rare. Any change in the nature of the chronic drainage, or change of the nature of the chronic drainage site, should be evaluated by a physician experienced in treating chronic bone infections. Because it is important that osteomyelitis receives prompt medical attention, people who are at a higher risk of developing osteomyelitis should called their doctors as soon as possible if any symptoms arise.

Minggu, Februari 10, 2008

Askep Limfadenopaty

Askep Limfadenopaty

Dafid Arifiyanto, 2008


A. Pengertian
Limfadenopati adalah suatu tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi (Tambayong, 2000; 52).
Limfadenopati adalah digunakan untuk menggambarkan setiap kelainan kelenjar limfe (Price, 1995; 40).
Limfadenopati adalah pembengkakan kelenjar limfe (Harrison, 1999; 370).
Dari pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Limfadenopati adalah kelainan dan pembengkakan kelenjar limfe sebagai tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi.


B. Etiologi
1. Peningkatan jumlah limfosit makrofag jinak selama reaksi terhadap antigen.
2. infiltrasi oleh sel radang pada infeksi yang menyerang kelenjar limfe.
3. Proliferasi in situ dari limfosit maligna atau makrofag.
4. infiltrasi kelenjar oleh sel ganas metastatik.
5. Infiltrasi kelenjar limfe oleh makrofag yang mengandung metabolit dalam penyakit cadangan lipid.
(Harrison, 1999; 370)





.
C. Patofisiologi
Sistem limfatik berperan pada reaksi peradangan sejajar dengan sistem vaskular darah. Biasanya ada penembusan lambat cairan interstisial kedalam saluran limfe jaringan, dan limfe yang terbentuk dibawa kesentral dalam badan dan akhirnya bergabung kembali kedarah vena. Bila daerah terkena radang, biasanya terjadi kenaikan yang menyolok pada aliran limfe dari daerah itu. Telah diketahui bahwa dalam perjalanan peradangan akut, lapisan pembatas pembuluh limfe yang terkecil agak meregang, sama seperti yang terjadi pada venula, dengan demikian memungkinkan lebih banyak bahan interstisial yang masuk kedalam pembuluh limfe. Bagaimanapun juga, selama peradangan akut tidak hanya aliran limfe yang bertambah , tetapi kandungan protein dan sel dari cairan limfe juga bertambah dengan cara yang sama.
Sebaliknya, bertambahnya aliran bahan-bahan melalui pembuluh limfe menguntungkan karena cenderung mengurangi pembengkakan jaringan yang meradang dengan mengosongkan sebagian dari eksudat. Sebaliknya, agen-agen yang dapat menimbulkan cedera dapat dibawa oleh pembuluh limfe dari tempat peradangan primer ketempat yang jauh dalam tubuh. Dengan cara ini, misalnya, agen-agen yang menular dapat menyebar. Penyebaran sering dibatasi oleh penyaringan yang dilakukan oleh kelenjar limfe regional yang dilalui oleh cairan limfe yang bergerak menuju kedalam tubuh, tetapi agen atau bahan yang terbawa oleh cairan limfe mungkin masih dapat melewati kelenjar dan akhirnya mencapai aliran darah. (Price, 1995; 39 - 40).
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisis dapat menghasilkan petunjuk tentang kemungkinan diagnosis ini dan evaluasi lebih lanjut secara langsung ( misalnya hitung darah lengap, biakan darah, foto rontgen, serologi, uji kulit). Jika adenopati sistemik tetap terjadi tanpa penyebab yang jelas tanpa diketahui, biopsi kelenjar limfe dianjurkan. (Harrison, 1999; 372). Biopsi sayatan: Sebagian kecil jaringan tumur mame diamdil melalui operasi dengan anestesi umum jaringan tumor itu dikeluarkan, lalu secepatnya dikirim kelaborat untuk diperriksa. Biasanya biopsi ini dilakukan untuk pemastian diagnosis setelah operasi. ( Oswari, 2000; 240 ). Anestesi umum menyebabkan mati rasa karena obat ini masuk kejaringan otak dengan tekanan setempat yang tinngi. ( Oswari, 2000; 34 ). Pada awal pembiusan ukuran pupil masih biasa, reflek pupil masih kuat, pernafasan tidak teratur, nadi tidak teratur, sedangkan tekanan darah tidak berubah, seperti biasa. (Oswari, 2000; 35).

D. Manifestasi klinis
Kelenjar limfoma cenerung teraba kenyal, seperti karet, saling berhubungan, dan tanpa nyeri. Kelenjar pada karsinoma metastatik biasanya keras, dan terfiksasi pada jaringan dibawahnya. Pada infeksi akut teraba lunak, membengkak secara asimetrik, dan saling berhubungan, serta kulit di atasnya tampak erimatosa.
(Harrison, 1999; 370).


E. Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap.
2. Biakan darah.
3. Foto rontgen.
4. Serologi.
5. Uji kulit.
(Harrison, 1999; 372).


F. Penatalaksanaan medis dan bedah
Biopsi kelejar limfe.
(Harrison, 1999; 372).



G. Dasar data pengkajian Pasien
Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelelahan, kelemahan, atau malaise umum.
Kehilangan produktivitas dan penurunan toleransi latihan.
Kebutuhan tidur dan dan istirahat lebih banyak.
Tanda : Penurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan tanda lain yang menunjukkan kelelahan.
Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, angina / nyeri dada.
Tanda : Takikardia, disrutmia.
Sianosis wajah dan leher (obstruksi drainase vena karena pembesaran nodus limfa adalah kejadian yang jarang).
Ikterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan obstruksi duktus empedu oleh pembesan nodus limfe (mungkin tanda lanjut).
Pucat (anemia), diaforesis, keringat malam.
Integritas ego
Gejala : Faktor stres, mis ; sekolah, pekerjaan, keluarga.
Takut/ansietas sehubungan dengan diagnosis dan kemungkinan takut mati.
Anseitas/takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi)
Masalah finansial : biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut kehilangan pekerjaan sehubungan dengan kehilangan waktu bekerja.
Status hubungan : takut dan ansietas sehubungan dengan menjadi orang yang tergantung pada keluarga.
Tanda : berbagai perilaku, mis ; marah, menarik diri, pasif.
Eliminasi
Gejala : Perubahan karakteristik urine dan/ atau feses.
Riwayat obstruksi usus, contoh intususepsi, atau sindrom malabsorpsi (infiltrasi dari nudos limfa retroperitonial).
Tanda : Nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran kanan atas dan pembesaran pada palpasi (hematomegali).
Nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan pembesaran pada palpasi (splenomegali).
Penurunan haluaran urine, urine gelap/pekat, anuria (obstruksi uretral/ gagal ginjal).
Disfungsi usus dan kandung kemih (kompresi batang spinal terjadi lebih lanjut).
Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia/kehilangan nafsu makan.
Disfagia ( tekanan pada esofagus )
Adanya penurunan berat badan yang tak dapat tak dapat dijelaskan sama dengan 10% atau lebih dari berat badan dalam 6 bulan sebelumnya dengan tanpa upaya diet.
Tanda : pembengkakan pada wajah, leher, rahang, atau tangan kanan ( sekunder terhadap kompresi vena kava superioroleh pembesaran nodus limfe).
Ekstrimitas: edema ekstrimitas bawah sehubungan dengan obstruksi vena kava inferior dari pembesaran nodus limfe intraabdominal ( non-Hodgkin).
Asites ( obstruksi vena kava inferior sehubungan dengan pembesaran nodus limfa intraab-dominal).
Neurosensori

Gejala : Nyeri syaraf ( neuralgia ) menunjukkan kompresi akar saraf oleh pembesaran nodus limfa pada brakial, lumbar, dan, pleksus sakral.
Kelamahan otot, parestesia
Tanda : Status mental: letargi, menarik diri, kurang minum terhadap sekitar.
Paraplegia ( kompresi batang spinal dari tubuh vetebral, keterlibatan diskus pada kompresi/ degenerasi, atau kompresi suplai darah terhadap batang spinal).
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan / nyeri pada nodus limfa yang terkena, mis; pada sekitar mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung ( kompresi vertebral ) ; nyeri tulang umum ( keterlibatan tulamg limfomatus )
Nyeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol.
Tanda : Fokus pada diri sendiri; perilaku berhati – hati.
Pernafasan
Gejala : Dispnea pada kerja atau istirahat; nyeri dada.
Tanda : Dispnea; takikardia
Batuk kering non-produktif.
Tanda distres pernafasan, contoh peningkatan frekuensi pernapasan dan kedalaman, penggunaan otot bantu, stridor, sianosis.
Parau/ paralisis laringeal(tekanan dari pembesaran nodus pada saraf laringeal).
Keamanan
Gejala : Riwayat sering/adanya infeksi ( abnormalitas imunitas seluler pencetus untuk infeksi virus herpes sismetik, TB, toksoplasmosis, atau infeksi bakterial ).
Riwayat mononukleus ( resiko tinggi penyakit hodgkin pada pasien dengan titer tringgi virus Espstien – Barr ). Riwayat ulkus / perforasi perdarahan gaster.
Pola sabit adalah peningkatan suhu malam hari berakhir sampai beberapa minggu ( demam pel – Ebstain ) diikuti oleh periode demam; keringat malam tanpa mengigil.
Kemerahan/ pruritus umum.
Tanda : Demam menetap tak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari 380 C tanpa gejala infeksi.
Nodus limfe simetris, tak nyeri, membenkak / membesar ( nodus servikal paling umum terkena, lebih pada sisi kiri daripada kanan kanan; kemudian nudos aksila dan mediastinal )
Nudus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkan.
Pembesaran tonsil.
Pruritus umum.
Sebagian area kehilangan pigmentasi melanin ( vitiligo )
Seksualitas
Gejala : Masalah tentang fertilitas / kehamilan ( sementara penyakit tidak mempengaruhi ).
Tetapi penurunan libido.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga ( lebih tinggi insiden diantara keluarga pasien Hodgkin dari pada populasi umum ).
Pekerjaan terpajan pada herbisida ( pekerja katu / kimia ).
Pertimbangan DRG
menunjukkan rerata lama dirawat 3,9 hari, dengan intervensi bedah, 10,1 hari.
Rencana pemulangan :
Dapat memerlukan bantuan terapi medik / suplai, aktivitas perawat diri dan/atau pekerjaan rumah / transportasi, belanja.
( Doengos,1999; 605-607 )
H. Pathway dan masalah keperawatannya

Peradangan

Pembuluh darah

Cairan iterstisial ke saluran limfe jaringan

Peningkatan pada aliran limfe

Lapisan sel pembatas meregang

Kelenjar limfe membesar

Bahan interstisial yang masuk lebih banyak

Agen penyebab cidera terbawa cairan limfe

Pembuluh darah

Keseluruh tubuh

Penyebaran agen yang menular
Operasi/biopsi
Intoleransi aktifitas



Pembiusan biopsi


Pernafasan tidak teratur Mati rasa Kelemahan umum
Nyeri

Neuromuskular Dilakukan sayatan


Pembuluh darah Kulit terbuka
Resiko kekurangan volume cairan
Pola nafas tidak efektif
Resiko infeksi



Oeswari, 2000
Price, 1995
Harrison, 1999

I. Fokus intervensi.
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
Tujuan: Mencapai penyembuhan tepat waktu,bebas drenase purulen atau eritema dan tidak demam ( doengos, 1999; 796 – 797 )
Interensi :
- Tingkatkan cuci tangan yang baik pada setaf dan pasien.
- Gunakan aseptik atau kebersinan yang ketet sesuai indikasi untuk menguatkan atau menganti balutan dan bila menangani drain.insruksian pasien tidak untuk menyentuh atau menggaruk insisi
- Kaji kulit atau warna insisi. Suhu dan integrits: perhatikan adanya eritema /inflamasi kehilangan penyatuan luka.
- Awasi suhu.adanya menggigil.
- Dorong pemasukan cairan,diey tinggi protein dengan bentuk makanan kasar.
- Kolaborasi berikan antibiotik sesuai indikasi

Rasional :
- Menurunkan resiko kontaminasi silang.
- Mencegah kotaminasi dan resiko infeki luka,dimana dapat memerlukan post prostese.
- Memberikan informasi trenteng status proses penyembuhan dan mewaspadakan staf terhadap dini infeksi.
- Meskipun umumnya suhu meningkatpdad fase dini pasca operasi dan/atua adanya menggigil biasanya mengindikasikan terjadinya infeksi memerlukan inetrvensi untuk mencegah komplikasi lebih serius.
- Mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi untuk mendukung perfusi jaringan dan memberikan nutrisi yang perlu untuk regenerasi selular dan penyembuhan jaringan.
- Mungkin berguna secara profilaktik untuk mencegah infeksi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan dan integritas otot.
Tujuan: mengatakan bahwa rasa sakit telah terkontrol / hilang.
( doengos, 1999; 915 – 917 )
Intervensi :
- Evaluasi rasa sakit secara regular (mis, setiap 2 jam x 12 ), catat karakteristik, lokasi n intensitas ( skala 0-10 ).
- Kaji penyebab ketidaknyamanan yang mungkin selain dari prosedur operasi.
- Berikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesui kebutuhan
- Lakukan reposisi sesui petunjuk, misalnya semi - fowler; miring.
- Dorong penggunaan teknik relaksasi, misalnya latihan napas dalam, bimbingan imajinasi, visualisasi.
- Berikan perwatan oral reguler.
Rasional:
- Sediakan informasi mengenai kebutuhan / efektifitas intervensi. Catatan: sakit kepala frontal dan / atau oksipital mungkin berekembang dalam 24-72 jam yang mengikuti anestesi spinal, mengharuskan posisi terlentang, peningkatan pemasukan cairan, dan pemberitahuan ahli anestesi.
- Ketidaknyamanan mungkin disebabkan / diperburuk dengan penekanan pada kateter indwelling yang tidak tetap, selang NG, jalur parenteral ( sakit kandung kemih, akumulasi cairan dan gas gaster, dan infiltrasi cairan IV/ medikasi.
- Pahami penyebab ketidaknyamanan ( misalnya sakit otot dari pemberian suksinilkolin dapat bertahan sampai 48 jam pasca operasi, sakit kepala sinus yang disosialisasikan dengan nitrus oksida dan sakit tenggorok dan sediakan jaminan emosional. Catatan: peristasia bagian-bagian tubuh dapat menyebabkan cedera saraf. Gejala – gejala mungkin bertahan sampai berjam-jam atau bahkan berbulan – bulan dan membutuhkan wevaluasi tambahan.
- Mungkin mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi. Posisi semi – Fowler dapat mengurangi tegangan otot abdominal dan oto punggung artritis, sewdangkan miring mengurangi tekanan dorsal.
- Lepaskan tegangan emosional dan otot; tingkatkan perasaan kontrol yang mungkin dapat meningkatkan kemam puan koping.
- Mengurangi ketidaknyamanan yang di hubungkan dangan membaran mukosa yang kering pada zat – zat anestesi, restriksi oral.

3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan neouromuskular, ketidak imbangan persptual.
Tujuan: Menetapkan pola nafas normal / efektif dan bebas dari sianosis dan tanda – tanda hipoksai lain. ( doengos, 1999; 911 – 912 )
Intervensi:
- Pertahankan jalan udara pasien dengan memiringkan kepala, hipereksentensi rahang, aliran udara feringeal oral.
- Obserefasi dan kedalamam pernafasan, pemakaian otot – otot bantu pernafasan, perluasan rongga dada, retraksi atau pernafasan cuping hidung, warna kulit dan aliran udara.
- Letakkan pasien pada posisi yang sesuai, tergantung pada kekuatan pernafasan dan jenis pembedahan.
- Observasi pengembalian fungsi otot terutama otot pernafasan.
- Lakukan penghisapan lendir jika perlu.
- Kaloborasi: berikan tambahan oksigen sesui kebutuhan.
Rasional:
- Mencegah obstruksi jalan nafas.
- Dilakukan untuk memastikan efektivitas pernafasan sehingga upaya memperbaikinya dapat segera dilakukan.
- Elevasi kepala dan posisi miring akan mencegah terjadinya aspirasi dari muntah, posisi yang benar akan mendoromg ventilasi pada lobus paru bagian bawah dan menurunkan tekanan pada diafragma.
- Setekah pemberian obat – obat relaksasi otot selama masa intra operatif pengembalian fungsi otot pertama kali terjadi pada difragma, otot – otot interkostal, dan laring yang akan diikuti dengan relaksasi dengan relaksasi kelompok otot – otot utma seperti leher, bahu, dan otot – otot abdominal, selanjutnya diikuti oleh otot – otot berukuran sedang seperti lidah, paring, otot – otot ekstensi dan fleksi dan diakhiri oleh mata, mulut, wajah dan jari – jari tangan.
- Obstruksi jalan nafas dapat terjadi karena danya darah atau mukus dalam tenggorok atau trakea.
- Dilakukan untuk meningkatkan atau memaksimalkan pengambilan oksigen yang akan diikat oleh Hb yang mengantikan tempat gas anestesi dan mendorng pengeluaran gas tersebut melalui zat – zat inhalasi.

4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran integritas pembuluh darah, perubahan dalam kemampuan pembekuan darah.
Tujuan: Mendemonstrasikan keseimbangan cairan yang adekuat, sebagaimana ditunjukkan dengan tanda – tanda vital yang stabil, palpasi denyut nadi dengan kualitas yang baik, turgor kulit normal, membran mukosa lembab, dan pengeluaran urine yang sesui. . ( doengos, 1999; 913 – 915 )

Intervensi:
- Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran ( termasuk pengeluaran gastrointestinal ).
- Kaji pengeluaran urinarus, terutama untuk tipe prosedur operasi yang dilakukan.
- Berikan bantuan pengukuran berkemih sesuai kebutuhan. Misalnya privasi, posisi duduk, air yang mengalir dalam bak, mengalirkan air hamgat diatas perineum.
- Catat munculnya mual/muntah, riwayat pasien mabuk perjalanan.
- Periksa pembalut, alat drein pada intrval reguler. Kaji luka untuk terjadinya pembengkakan.
- Kalaborasi: Berikan cairan pariental, pruduksi darah dean / atau plasma ekspander sesuai petunjuk. Tingkatkan kecepatan IV jika diperlukan.
Rasional:
- Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan/ kebutuhan pemggantian dan pilihan – pilihan yang mempengaruhi intervensi.
- Mungkin akan terjadi penurunan ataupun penghilangan setelah prosedur pada sistem genitourinarius dan / atau struktur yang berdekatan.
- Meningkatkan relaksasi otot perineal dan memudahkan upaya pengosongan.
- Wanita, pasien dengan obesitas, dan mereka yang memiliki kecenderungan mabuk perjalanan penyakit memiliki resiko mual/ muntah yang lebih tinggi pada masa pasca operasi. Selain itu, semakin lama durasi anestesi, semakin resiko untuk mual, catatan: Mual yang terjadi selama 12 –24 jam pasca operasi umumnya dibangunkan dengan anestesi( termasuk anestesi regional ),. Mual yang bertahan lebih dari 3 hari pasca operasi mungkin dihubungkan dengan pilihan narkotik untuk mengontrol rasa sakit atau tr erap oabt – abatan lainnya.
- Perdarahan yang berlebihan dapat mengacu kepada hipovolemia / hemoragi. Pembengkakan lokal mungkin mengindikasikan formasi hematoma/ perdarahan.
- Gantikan kehilangan cairan yang telah didokumentasikan. Catat waktu penggantian volume sirkulasi yang potensial bagi penurunan komplikasi, misalnya ketidak seimbangan.



5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum; penurunan kekuatan / ketahanan; nyeri.
Tujuan: Menunjukkan teknik / perilaku yang mampu memampukan kembali melakukan aktivitas. . ( doengos, 1999;536 – 537 )

Intervensi:
- Tingkatkan tirah baring / duduk. Berikan linkungan tenang; batasi pengunjung sesui keperluan.
- Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
- Tingkatkan aktivitas sesui toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sensipasi/ aktif.
- Dorong penggunaan teknik menejemen stres. Contoh relaksasi progresif, vissualisasi bimbing imajinasi. Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton Tv, radio, dan membaca.
- Berikan obat sesui indikasi, Sedatif, agen antiansietas, contoh Diazepam ( valium ), Lorazepam ( ativam ).
Rasional:
- Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyipan energi yang digunakan untuk penyembuhan. Aktivitas dengan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran darah kaki yang mencegah sirkulasi optimal kesel hati.
- Meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
- Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
- Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian, dan meningkatkan koping.
- Membantu dalam menejemen kebutuhan tidur, catatan: Penggunaan Barbiturat dan Tranguilizer seperti Compazine dan Thorazine, dikontra indikasikan sehubungan dengan efek hepatotoksik.

Askep Fraktur

Askep Fraktur
dafid Arifiyanto, 2008
A. Pengertian
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan dari tulang itu sendiri dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap, tidak lengkap. (Arice, 1995 : 1183)
Patah tulang adalah terputusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan.(Oswari, 2000 : 144)
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. (Mansjoer, 2000 : 42)
Mandibula membentuk rahang bawah. Mandibula merupakan satu-satunya tulang pada tengkorak yang dapat bergerak. (Pearce, 2000 : 50)
Mandibula adalah rahang bawah (Laksman, 2000 : 210)
Fraktur Mandibula adalah terputusnya kontinuitas tulang rahang bawah yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.

B. Penyebab
Penyebab fraktur / patah tulang menurut (Long, 1996 : 367) adalah :
a. Benturan dan cedera (jatuh pada kecelakaan)
b. Fraktur patologik (kelemahan hilang akibat penyakit kanker, osteophorosis)
c. Patah karena letih
d. Patah karena tulang tidak dapat mengabsorbsi energi karena berjalan terlalu jauh.

C. Pathofisiologi/Pathway
Fraktur / patah tulang terjadi karena benturan tubuh, jatuh / trauma (long, 1996 : 356). Baik itu karena trauma langsung, misalnya : tulang kaki terbentur bumper mobil, karena trauma tidak langsung , misalnya : seseorang yang jatuh dengan telapak tangan menyangga. Juga bisa oleh karena trauma akibat tarikan otot misalnya tulang patella dan dekranon, karena otot triseps dan biseps mendadak berkontraksi. (Oswari, 2000 : 147).
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan di kulit. (Mansjoer, 2000 : 346).
Sewaktu tulang patah pendarahan biasanya terjadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi pendarahan biasanya timbul hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel anast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke tempat tersebut. Fagositosis dan pembersihan sisa-sisa sel mati dimulai. Di tempat patah terbentuk fibrin (hematoma fraktur) dan berfungsi sebagai jala-jala untuk melekatkan sel-sel baru. Aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodelling untuk membentuk tulang sejati. (Corwin, 2000 : 299).
Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yang berkaitan dengan pembekakan yang tidak ditangani dapat menurunkan asupan darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer. Bila tidak terkontrol pembengkakan dapat mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dan berakibat anoksia mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan otot. Komplikasi ini dinamakan syndrom kompartemen. (Brunner & Suddarth, 2002 : 2287).
Pengobatan dari fraktur tertutup bisa konservatif atau operatif. Theraphy konservatif meliputi proteksi saja dengan mitella atau bidai. Imobilisasi dengan pemasangan gips dan dengan traksi. Sedangkan operatif terdiri dari reposisi terbuka, fiksasi internal dan reposisi tertutup dengan kontrol radio logis diikuti fraksasi internal. (Mansjoer, 2000 : 348).
Pada pemasangan bidai / gips / traksi maka dilakukan imobilisasi pada bagian yang patah, imobilisasi dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan otot dan densitas tulang agak cepat (Price & Willsen, 1995 : 1192).
Pasien yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita komplikasi dari imobilisasi antara lain : adanya rasa tidak enak, iritasi kulit dan luka yang disebabkan oleh penekanan, hilangnya otot (Long, 1996 : 378).
Kurang perawatan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh diimobilisasi, mengakibatkan berkurangnya kemampuan perawatan diri (Carpenito, 1999 : 346).
Pada reduksi terbuka dan fiksasi interna (OKIF) fragme-fragmen tulang dipertahankan dengan pen, sekrup, pelat, paku. Namun pembedahan meningkatkan kemungkinan terjadi infeksi. Pembedahan itu sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak mengalami cedera mungkin akan terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi (Price & Willson, 1995 : 1192).
Pembedahan yang dilakukan pada tulang, otot dan sendi dapat mengakibatkan nyeri yang hebat (Brunner & Suddarth, 2002 : 2304).















D.
Trauma Langsung
Tak terdapat hub. dg
dunia luar
Tertutup
Pendarahan lokal dan
Kerusakan jar. lunak
Reaksi peradangan hebat
Sel drh putih dan sel mart berakumulasi
Peningkatan tekanan aliran drh ke tempat tsb
Fagositesis & pembersihan sisa sel mati
Terbentuk bekuan
Fibrin
Jala melekat sel-sel
Baru
Osteoblast segera terangsang
Sel tulang baru mengalami remodelling untuk membentuk tulang sejati
Trauma tidak langsung
Fraktur
Trauma akibat tarikan otot
Nyeri
Kerusakan
Interitas jaringan
Terbuka
Kr perlukaan di kulit dan jaringan sekitar
Terdapat hubungan
dg dunia luar
Edema
Peningk. tekanan jaringan, oklisi drh total anoksia serabut saraf & otot rusak
Resti Infexi
Terapi operatif
Pembedahan
Pen, sekrup, paku
Resiko infeksi
Terapi
konservatif
Terapi Bidai
gips
Imobilisasi
Kekuatan otot berkuang
Kerusakan mobilitas fisik
Sindrom
Kompartemen Pathway dan Masalah Keperawatan
D. Klasifikasi
1. Klasifikasi patah tulang menurut bentuk patah tulang
a. Fraktura complet, pemisahan komplit dari tulang menjadi dua fragmen
b. Fraktura incomplet, patah sebagian dari tulang tanpa pemisahan
c. Simple atau closed fraktura, tulang patah, kulit utuh
d. Fraktur complikata, tulang yang patah menusuk kulit, tulang terlihat
e. Fraktur tanpa perubahan posisi, tulang patah, posisi pada tempatnya yang normal.
f. Fraktur dengan perubahan posisi, ujung tulang yang patah berjauhan dari tempat patah.
g. Communited fraktura, tulang patah menjadi beberapa fragmen.
h. Impacted (telescoped) fraktura, salah satu ujung tulang yang patah menancap pada yang lainnya.
2. Klasifikasi Menurut Garis Patah Tulang
a. Greenstick, retak pada sebelah sisi dari tulang (sering terjadi pada anak dengan tulang yang lembek)
b. Transverse, patah menyilang
c. Obligue, garis patah miring
d. Spiral, patah tulang melingkari tulang
( Long, 1996 ; 358 )

D. Manifestasi Klinik dan Pemeriksaan Penunjang
Manifestasi Klinis Fraktur adalah nyeri, hilangnya sungsi deformitas, pemendekan ekstremitas krepitus, pembekakan lokal dan perubahan warna.
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai frogmen tulang diimobilisasi spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap menjadi seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada faktur lengan atau tungkai menyebabkan defromitas (terlihat maupun teraba) ekstremitas yang bisa diketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm.
4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya fragmen satu dengan lainnya (uji krepitus dapat kerusakan jaringan lunak yang lebih berat).
5. Pembekakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera. ( Brunner dan Suddarth, 2001 : 2358 )
Pemeriksaan penunjang dan diagnostik yang sering dilaksanakan pada keadaan patah tulang adalah :
1. Pemerikasaan rontgen, menentukan luasnya fraktur, trauma
2. Scan tulang, tomogram, memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jaringan lunak
3. Arteriogram, dilakukan bila dicurigai ada kerusakan vaskuler
4. Hitung darah lengkap
5. Ht mungkin meningkat (Hemokonsentrasi) atau menurun (pendarahan bermakna pada sisi fraktur / organ jauh pada trauma multiple).
Kreatmin, trauma otot meningkat beban creatrain untuk klirens ginjal.
( Doenges, 2000 : 762 )
E. Penatalaksanaan
Terapi Konservatif
- Proteksi saja
Misal mitella untuk fraktur collum chirorgicom homeri dengan kedudukan baik.
- Imobilisasi saja tanpa reposisi
Misal pemasangan gips pada fraktur incomplete dan fraktur dengan kedudukan baik.
- Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
Misal pada fraktur supracondillus, fraktur collest, fraktur smith, reposisi dapat dalam anestesi umum / lokal.
- Traksi untuk reposisi secara perlahan
Pada anak-anak dipakai traksi kulit. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dengan beban kurang dari 5 kg.
Terapi Operatif
- Reposisi terbuka, fiksasi interna
Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi eksterna terapi operatif dengan reposisi anatomis diikuti dengan fiksasi interna (open reduction and internal fixation), artoplasti eksisional, eksisi fragmen dan pemasangan endoprostesus. ( Mansjoer, 2000 : 348 )

F. Komplikasi
1. Deformitas ekstremitas
2. Perbedaan panjang ekstremitas
3. Keganjilan pada sendi
4. Keterbatasan gerak
5. Cedera saraf yang menyebabkan mati rasa
6. Perburukan sirkulasi
7. Ganggren
8. Kontraksi iskemik volkmann
9. Sindrom kompartemen



G. Fokus Pengkajian
Menurut Doenges, 2000 :761, Gejala-gejala fraktur tergantung pada sisi, beratnya, dan jumlah kerusakan pada struktur lain.
- Aktivitas / istirahat
Tanda : Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan, nyeri)
- Sirkulasi
Tanda : Hipertensi (kadang-kadang sebagai respons terhadap nyeri / ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah), takikardi (respon stress, hipovelemia) penurunan / tak ada nadi pada bagian distal yang cedera : pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian distal yang terkena pembekakan jaringan atau hematoma pada sisi cedera.
- Neurosensori
Gejala : Hilang gerakan / sensasi, spasme otot, eksemutan
Tanda : Deformitas lokal : angutasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, terlihat kelemahan / hilang fungsi agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri / ansietes atau trauma lain).
- Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terkolalisasi pada area jaringan) kerusakan tulang : dapat berkurang pada imobilisasi) ; tak ada nyeri akibat kerusakan saraf.
Spasme / kram otot (setelah imobilisasi)
- Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, ovulasi jaringam pendarahan, perubahan warna pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba).
- Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Lingkungan cedera.

H. Fokus Intervensi
1. Nyeri ikut berhubungan dengan fraktur (Brunner & Suddarth, 2002 ; 2363)
Intervensi :
a. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring gips, pembebat, traksi.
b. Ringgikan dan dukung ekstremitas yang terkena
c. Hindari menggunakan sprei / bantal plastik di bawah ekstremitas dalm gips.
d. Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi karakteristik, intensitas (0-10)
e. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sampai dengan cedera.
f. Dorong menggunakan teknik managemen stress / nyeri
g. Berikan alternatif tindakan kenyamanan : pijatan, alih baring
h. Kolaborasi
- Beri obat sesuai indikasi
- Lakukan kompres dingin / es 24 – 28 jam pertama sesuai keperluan
Rasional
a. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang / tegangan jaringan yang cedera
b. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan edema, menurunkan nyeri
c. Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena peningkatan produksi panas dalam gips yang kering
d. Meningkatkan keefektifan intevensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi/ reaksi terhadap nyeri.
e. Membantu menghilangkan astetas
f. Meningkatkan kemampuan keping dalam manajemen nyeri
g. Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot
h. Diberikan untuk menurunkan nyeri / spasme otot
Menurun edema, pembentukan hematoom dan mengurangi sensi nyeri.
2. Kerusakana mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
Intervensi :
a. Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera
b. Instruksikan ps untuk / bantu dalam rentang gerak pasien / aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit.
c. Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tersakit
d. Tempatkan dalam posisi terlentang secara periodik
e. Bantu / dorong perawatan diri / kebersihan (mandi keramas)
f. Dorong peningkatan masukan sampai 2000 – 3000 mliter / hr termasuk air asam, jus.
Rasional :
a. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri / persepsi diri tentang keterbatasan fisik aktual
b. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tunas otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur / afroji
c. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi / menggerakkan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dengan masa otot
d. Menurunkan resiko kontraktur heksi pangul
e. Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi, perawatan diri langsung
f. Mempertahankan hidrasi tubuh menurunkan resiko infexi urinarius, pembentukan batu dan konstipasi.
3. Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan fraktur terbuka
Intervensi :
a. Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, pendarahan, perubahan warna
b. Massase kulit dan penonjolan tulang pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan
c. Ubah posisi dengan sering
d. Traksi tulang dan perawatan kulit.
Rasional :
a. Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan mungkin masalah yang mungkin disebabkan oleh alat / pemasangan gips, edema
b. Menurukan tekanan pada area yang peka dan resiko kerusakan kulit
c. Mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimal
d. Mencegah cedera pada bagian tubuh lain.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
Intervensi :
a. Inspeksi kulit untuk adanya iritasi / robekan kontinuitas
b. Kaji sisi pen / kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri
c. Berikan perawatan pen / kawat steril
d. Observasi luka untuk pembentukan buta, krepitasi, bau drainase yang tidak enak
e. Kaji tonus otot, reflek tendon dalam dan kemampuan berbicara
f. Selidiki nyeri tiba-tiba / keterbatasan gerakan dengan edema lokal
g. Berikan obat sesuai indikasi
Rasional
a. Pen / kawat tidak harus dimasukkan melalui kulit yang terinfeksi kemerahan abrasi
b. Dapat mengindentifikasi timbulnya infeksi lokal
c. Dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi
d. Menghindari infeksi
e. Kekuatan otot, spasme tonik rahang, mengindikasi tetanus
f. Dapat mengindikasikan adanya osteomrelitis.
( Doenges, 2000 )

Rabu, Februari 06, 2008

GBPP STIKES

KURIKULUM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM S1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN


A. STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN KEPERWAN STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

Bertolak dari tujuan pendidikan, orientasi pendidikan dan rangka konsep pendidikanyang diuraikan diatas, disusun kurikulum inti Ners, khususnya kelompok-kelompokilmu, pengalaman belajar, dan evaluasi hasil belajar dan evaluasi hasil belajar peserta didik. Kurikulum yang dipergunakan pda STIKES Muhammadiyah Pekajangan mengacu pda Keputusan Mendikbud RI NO. 129/U/1999 tentang Perubahan Keputusan Mendikbud RI No. 0310/U/1994 dan berpedoman pada penyelenggaraan pendidikan Sarjana Keperawatan yang dilaksankan di Fakultas Ilmu Keperawatan UI.
Kurikulum pendidikan disusun dan bertolak dari Kompetensi dan besar beban studi pada kurikulum lengkap 164 – 200 sks dan masa pendidikan 5 tahun. Besar beban studi pada kurikulum inti 80 % dari kurikulum lengkap yaitu 125 sks yang terdiri dari 115 sks progam akademikdan 20 sks program profesi.
Program pendidikan Ners merupakan satu kesatuan utuh yang terdiri dari tahapan akademik dan tahapan profesi yang berlandaskan ilmu pengetahuan yang kokoh dan landasan keprofesian yang mantap.
I. Mata Kuliah Penunjang Keahlian (MPK) berjumlah 27 SKS, yang terdiri dari:
Kelompok Humaniora (10 SKS)
Kelompok ilmu-ilmu merupakan landasan pengajaran dan penerapan khususnya sebagai penggabung kelompok-kelompok
Kelompok Ilmu Alamiah Dasar (7 SKS)
Kelompok ilmu ini merupakan landasan pemahaman konsep dan teori tentang alam dan kehidupan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan dan keperawatan, mencakup :
Fisika : 2 SKS
Kimia : 2 SKS
Biologi : 3 SKS
Kelompok Ilmu Perilaku (4 SKS)
Kelompok ilmu ini merupakan landasan pemahaman aspek sosiologik yang berhubungan dengan profesi keperawatan, mencakup :
Psikologi Umum : 2 SKS
Komunikasi Umum : 2 SKS
Kelompok Ilmu Sosial (4 SKS)
Kelompok ilmu ini merupakan landasan pemahaman aspek sosiologi yang berhubungan dengan profesi keperawatan, mencakup :
· Ilmu Sosial dan Masalah Kesehatan : 2 SKS
· Antropologi Budaya / Kesehatan : 1 SKS
· Ilmu Politik : 1 SKS

II. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB) berjumlah 39 SKS, yang terdiri dari :
Kelompok Ilmu Biomedik ( 22 SKS)
Kelompok ilmu ini merupakan landasan pem ahaman tentang berbagai konsep dan teori yang berhubungan dengan struktur dan fungsi manusia sehat, serta berbagai bentuk kemungkinan penyimpangan, mulai dari tingkat manusia utuh hingga tingkat sub seluler, mencakup :
Anatomi : 3 SKS
Fisiologi : 5 SKS
Biokimia : 3 SKS
Patologi : 3 SKS
Mikrobilogi & Parasitologi : 3 SKS
Farmakologi : 3 SKS
Gizi : 2 SKS
Kelompok Ilmu Kesehatan Masyarakat ( 7 SKS)
Kelompok ini memberikan landasan pemahaman tentang konsep-konsep kesehatan masyarakat, khususnya yang berhubungan profesi keperawatan , mencakup :
· Epidemiologi : 2 SKS
· Demografi dan Statistik Kesehatan : 1 SKS
· Manajemen Kesehatan : 1 SKS
· Kesehatan Lingkungan : 1 SKS
· Biostatistik : 2 SKS
Kelompok Ilmu Kedokteran Klinik (9 SKS)
Kelompok ini memberikan landasan pemahaman tentang berbagai bentuk kelainan atau penyimpangan fungsi sistem organ dan pengelolaannya, khususnya yang berhubungan dengan profesi keperawatan, mencakup :
· Ilmu Bedah : 2 SKS
· Ilmu Penyakit Dalam : 2 SKS
· Ilmu Kesehatan Anak : 2 SKS
· Obstetri dan Ginekologi : 2 SKS
· Psikiatri : 1 SKS

III. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) berjumlah 76 SKS yang dibedakan atas :
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat pada tahap akademik sebanyak 53 SKS terdiri dari :
Kelompok Ilmu Keperawatan Dasar (24 SKS)
Kelompok ilmu ini memberikan landasan pemahaman tentang konsep dan teori keperawatan, mencakup :
Riset Keperawatan : 3 SKS
Metodologi Keperawatan : 2 SKS
Konsep Dasar Keperawatan : 4 SKS
Proses Keperawatan & Pemenuhan KDM : 6 SKS
Pendidikan Dalam Keperawatan : 3 SKS
Komunikasi Keperawatan : 2 SKS
Manajemen Keperawatan : 3 SKS
Pengantar Profesi Keperawatan : 1 SKS
Kelompok Ilmu Keperawatan Klinik ( 18 SKS )
Kelompok ini memberikan landasan pemahaman tentang berbagai bentuk masalah keperawatan dan berbagai cara pengelolaannya dalam bentuk berbagai metode intervensi atau tindakan keperawatan pada asuhan keperawatan, mencakup :
Keperawatan Medikal Bedah : 4 SKS
Keperawatan Maternitas : 4 SKS
Keperawatan Kesehatan Anak : 4 SKS
Keperawatan Jiwa : 4 SKS
Keperawawtan Gawat Darurat : 2 SKS

Kelompok Ilmu Keperawatan Komunitas ( 10 SKS )
Kelompok ilmu ini memberi landasan pemahaman tentang berbagai bentuk masalah keperawatan dimasyarakat termasuk masalah lanjut usia serta cara pengelolaannya, mencakup :
Keperawatan Komunitas : 4 SKS
Keperawatan Keluarga : 3 SKS
Keperawatan Gerontik : 3 SKS

IV. Mata Kuliah Keahlian dan Ketrampilan (MKK) pada tahap profesi sebanyak 20 SKS terdiri dari :
Kelompok Ilmu Keperawatan Dasar ( 2 SKS)
Manajemen Keperawatan
Kelompok Ilmu Keperawatan Klinik ( 12 SKS)
Keperawatan Gawat Darurat : 2 SKS
Keperawatan Maternitas : 2 SKS
Keperawatan Anak : 2 SKS
Keperawatan Jiwa : 2 SKS
Keperawatan Medikal Bedah : 4 SKS
Kelompok Ilmu Keperawatan Komunitas ( 6 SKS)
Keperawatan Keluarga : 2 SKS
Keperawatan Gerontik : 2 SKS
Keperawatan Komunitas : 2 SKS


1. PENGALAMAN BELAJAR
Pemilihan, penetapan dan pelaksanaan berbagai bentuk pengalaman belajar didasarkan pada kerangka konsep kurikulum pendidikan Ners yang diuraikan diatas, mencakup antara lain pengalaman belajar ceramah atau kuliah (PBC), pengalaman belajar diskusi kelompok kecil (PBD), pengalaman belajar klinik (PBK), pengalaman belajar riset (PBR) dan pembahasan kasus (PK). Rangkaian berbagai bentuk pengalaman belajar harus memungkinkan dapat ditumbuhkan serta dibina sikap dan kemampuan akademik profesional pada peserta didik , sesuai pendidikan yang dirumuskan, termasuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan dan atau asuhan keperawatan dan pengembangan diri, sesuai yang dituntut oleh profesi keperawatan.
2. EVALUASI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
Evaluasi setiap cabang ilmu dilakukan dengan menggunakan cara-cara sesuai dengan tujuan pendidikan cabang ilmu dan bentuk pengalaman belajar yang digunakan, ruang lingkup dan kedalaman bahasan yang dilakukan serta integrasinya dengan cabang-cabang ilmu lain.

B. TAHAP PROGRAM PADA PROGRAM PENDIDIKAN NERS, GELAR AKADEMIK DAN SEBUTAN PROFESI

Pada progam pendidikan Ners yang merupakan satu kesatuan utuh, terdapat dua tahap program, yaitu tahap program akademik dan tahap program keprofesian. Kegiatan pendidikan akademik. Dalam kurikulum inti besar beban studi pada tahap program akademik adalah 115 sks dan program keprofesian adalah 20 sks.
Setelah menyelesaikan pendidikan pada tahap program akademik, lulusan mendapat gelar akademik, yaitu Sarjana Keperawatan (S.Kep), dan setelah menyelesaikan tahap program keprofesian lulusan mendapat sebutan profsi yaitu Ners (Ns)
1. Tahap Program Akademik
Tujuan pendidikan tahap program akademik adalah mendidik mahasiswa melalui proses belajar mengajar sehingga memiliki sikap dan kemampuan sebagai berikut :
(1) Berjiwa Pancasila serta memiliki, memelihara dan mengembangkan integritas kepribadian yang tinggi, rasa tanggung jawab, sifat dapat dipercaya serta menaruh perhatian dan penghargaan sesama manusia sesuai dengan etika keperawatan
(2) Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berfikir, bersikap dan bertindak sebagai ilmuan
(3) Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif dan produktif, bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi keperawatan maupun terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat serta mendidik dan mengajak masyarakat kearah sikap yang sama
(4) Senantiasa meningkatkan dan mengembangan diri dalam bidang ilmu keperawatan sesuai bakatnya dengan meningkatkan pendidikannya, memilih sumber-sumber pendidikan yang serasi dengan berpedoman pada pendidikan sepanjang hayat
(5) Menguasai dasar-dasar ilmiah serta pengetahuan dan metodologi ilmu keperawatan sehingga mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliknya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang mencakup :
(a) Mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat sekarang dan akan datang, serta merumuskan cara penyelesaian masalah-masalah tersebut melalui perencanaan program-program yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(b) Menyusun rencana penyelesaian masalah kesehatan klien dengan berlandaskan etika keperawatan serta dengan memperhatikan aspek jasmani, rohani dan sosio-budaya dan spiritual klien melalui proses observasi, idenetifikasi dan perumusan masalah klien
(6) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu kesehatan, khususnya ilmu keperawatan dalam upaya mencapai penyelesaian masalah kesehatan klien secara individu, masyarakat dan sistem pelayanan kesehatan dengan ikut serta dalam pendidikan dan penelitian
Besar beban studi tahapan program pendidikan akademik pada kurikulum inti adalah 115 sks (merupakan 80 % dari kurikulum lengkap program akademik).

2. Tahap Program Keprofesian

Tujuan pendidikan tahap profesi adalah mempersiapkan mahasiswa melalui penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan pengalaman belajar lapangan secara komprehensif, sehingga memiliki kemampuan profesional sebagi berikut :
(1) Menerapkan konsep, teori dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu biomedik dan ilmu keperawatan dalam melaksanakan pelayanan dan/atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, komunitas dan masyarakat
(2) Melaksanakan pelayanan dan/atau asuhan keperawatan dari masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks secara tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi baik bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, sesuai batas kewenangan, tanggung jawab dan kemampuannya, serta berlandaskan etika profesi keperawatan.
2.1. Mengkaji staus kesehatan dan kebutuhan dasar individu, keluarga, komunitas dan masyarakat dalam aspek bio-psiko-sosio-spiritual, serta potensi berbagai sumber yang tersedia
2.2. Merumuskan masalah keperawatan individu, keluarga, komunitas dan masyarakat
2.3. Merencanakan dan/atau melaksanakan rangkaian tindakan keperawatan dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar yang belum terpenuhi, dengan memanfaatkan sumber yang tersedia dan potensial secara optimal
2.4. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan dan seluruh proses pada asuhan keperawatan, serta merencanakan dan melaksanakan tindak lanjut yang diperlukan
(3) Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis, dan memanfaatkannya dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
(4) Mengelola pelayanan keperawatan tingkat dasar secara bertanggung jawab dengan menunjukkan sikap kepemimpinan
Besar beban studi tahap program keprofesian pada kurikulum inti adalah 20 sks (merupakan 80 % dari kurikulum lengkap program profesi). Sebagian besar kegiatan pengajaran pada tahap program pendidkan ini adalah berbentuk pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalmaan belajar lapangan (PBL), menggunakan berbagai bentuk dan tingkat tatanan kesehatan nyata yang memenuhi persyaratan pendidikan sebagai lahan praktik. Program profesi dilaksanakan dengan menempatkan mahasiswa pada institusi pelayanan kesehatan dan masyarakat sesuai tingkat kemampuan keperawatan yang akan tercapai. Program profesi dilaksanakan selama 1 (satu) tahun (48 mingg) @ 45 menit.

















































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Nama Cabang ilmu : Agama
Semester : I
Beban studi : 2 sks
Prasyarat : - --

a) Deskripsi Cabang Ilmu
Agama merupakan cabang ilmu yang terkait dengan keyakinan yang melandasi manusia untuk bersikap dan bertindak. Fokus pada pemahaman konsep-konsep agama dan kehidupan beragama di Indonesia. Penekanan pada penerapan nilai kehidupan beragama yang diterapkan dalam melaksanakan peran sebagai perawat profesional termasuk bersikap toleran dalam kehidupan sosial khususnya dalam kerja sama antar umat beragama

b) Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini mahasiswa mampu memahami konsep-konsep keagamaan yang ada di Indonesia dan menerapkan dalam kehidupan keprofesian.

c) Lingkup Bahasan
1. Manusia dalam alam semesta
2. Konsep agama, arti dan ruang lingkupnya
3. Hubungan manusia dengan agama
4. Hubungan antara umat beragama
5. Dimensi sosial keagamaan
6. Agama dan IPTEK
7. Agama dan Keperawatan (merawat orang sakit)

d) Buku Ajar yang dianjurkan
1. Al Qur’an dan Hadist
2. Akidah Ahlak

e) Persyaratan Akademis Dosen
1. S 2 Pendidikan Agama Islam
2. S 1 Pendidikan Agama Islam

f) Proses Belajar Mengajar
1. Kuliah
2. Seminar/Diskusi

g) Evaluasi
1. Pre / post – tes
2. Ujian Tengah Semester
3. Ujian Akhir Semester

h) Fasilitas Proses Belajar Mengajar
1. OHP
2. White Board








STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Pancasila
Semester : II
Beban studi : 2 sks
Prasyarat : -

a) Deskripsi Cabang Ilmu
Pancasila sangat penting dipahami oleh seorang perawat dan diperlukan dalam kehidupan bernegara. Fokus pada pemahaman, penghayatan dan penerapan Pancasila, UUD 1945 dan GBHN dalam kehidupan sebagai Warga Negara RI yang berjiwa Pancasila. Penekanan pada pola pikir dan perilaku dengan nilai Pancasila

b) Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu
1. Memahami Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi bangsa Indonesia
2. Menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

c) Lingkup Bahasan
1. Hakekat Pancasila bagi bangsa Indonesia
2. Pancasila sebagai filsafat dan ideologi bangas dan negara RI
3. Nilai-nilai Pancasila
4. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
5. Pengesahan UUD 1945 dan hubungannya dengan Pancasila serta GBHN
6. Pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945
7. Sistem demokrasi Pancasila
8. Hak dan Kewajiban Warga Negara RI menurut UUF 1945
9. Tujuan dan Pembangunan Nasional serta Repelita
10. Kewasdaan Nasional

d) Buku Ajar yang dianjurkan
1. BP 7 Pusat (1994) UUD 1945, Jakarta
2. BP 7 Pusat (1994) GBHN 1945, Jakarta
3. BP 7 Pusat (1994) Pancasila , Jakarta
4. Notonegoro. (1993). Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta : Bina Aksara
5. Suwarno.(1993). Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. Yogyakarta : Kanisius

e) Persyaratan Akademis Dosen
1. S 2 Pendidikan Pancasila, Kewiraan dan Budaya
2. S 1 Pendidikan Pancasila, Kewiraan dan Budaya

f) Proses Belajar Mengajar
1. Kuliah
2. Seminar/Diskusi

g) Evaluasi
1. Pre / post – tes
2. Ujian Tengah Semester
3. Ujian Akhir Semester

h) Fasilitas Proses Belajar Mengajar
1. OHP
2. White Board


STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Kewarganegaraan
Beban studi : 2 sks
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu
Kewiraan adalah cabang ilmu yang membahas tentang wawasan nusantara, kesadaran pertahanan dan keamanan nasional serta strategi Hankamnas dan Hankamrata. Fokus pada pemahaman wawasan nusantara yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, ketahanan dankeamanan nasional untuk diterapkan dalam kehidupan keprofesian keperawatan. Pengalaman belajar yang diberikan berupa ceramah dan diskusi kelompok

Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahami konsep wawasan nusantara dan menerapan dalam pelayanan keperawatan serta kehidupan keprofesian keperawatan

Lingkup Bahasan
1. Wawasan nusantara
2. Kesadaran pertahanan dan keamanan nasional
3. Strategi Hankamnas dan Hankamrata

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Lembaga Ketahanan Nasional Dikti, 1996, Kewiraan untuk mahasiswa, Jakarta : Gramedia Pustaka
2. Mursito, 1992, Kewiraan, Jakarta : Rineka Cipta Pustaka
3. Sabarti Akhadiah M.K., 1985, Pendidikan Kewiraan, Jakarta : Karunika : Universitas Terbuka

Persyaratan Akademis Dosen
1. S 2 Pendidikan Pancasila, Kewiraan dan Budaya
2. S 1 Pendidikan Pancasila, Kewiraan dan Budaya

Proses Belajar Mengajar
1. Kuliah
2. Seminar/Diskusi

Evaluasi
1. Pre / post – tes
2. Ujian Tengah Semester
3. Ujian Akhir Semester

Fasilitas Proses Belajar Mengajar
1. OHP
2. White Board








STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Kewarganegaraan
Beban studi : 2 sks
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Ajar:
Fokus dari mata ajar ini adalah Pancasila dan UUD 1945 serta relevansinya dengan praktek keperawatan profesional. Pemahaman tentang Pancasila serta penerapannya pada lingkungan, terutama pelayanan kesehatan di Indonesia dan bagaimana falsafah tersebut mempengaruhi pemberian pelayanan kesehatan dan praktik profesional di Indonesia.

Tujuan Mata Ajar :
Setelah mengikuti mata ajar ini mahasiswa mampu memahami:
1. Pancasila, UUD 1945, dan GBHN di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa Indonesia, dan untuk mempraktekan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Pokok Bahasan :
1. Hakekat Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
2. Konsep negara Pancasila
3. Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa Indonesia
4. Makna hakiki Ketuhanan yang Maha Esa
5. Nilai-nilai sejarah perjuangan dan budaya bangsa Indonesia
6. Perjuangan bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaan
7. Sistem ketatanegaraan RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
8. GBHN
9. Kewaspadaan Nasional

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Lembaga Ketahanan Nasional Dikti, 1996, Kewiraan untuk mahasiswa, Jakarta : Gramedia Pustaka
2. Mursito, 1992, Kewiraan, Jakarta : Rineka Cipta Pustaka
3. Sabarti Akhadiah M.K., 1985, Pendidikan Kewiraan, Jakarta : Karunika : Universitas Terbuka

Persyaratan Akademis Dosen
1. S 2 Pendidikan Pancasila, Kewiraan dan Budaya
2. S 1 Pendidikan Pancasila, Kewiraan dan Budaya

Proses Belajar Mengajar
1. Kuliah
2. Seminar/Diskusi

Evaluasi
3. Pre / post – tes
4. Ujian Tengah Semester
5. Ujian Akhir Semester

Fasilitas Proses Belajar Mengajar
1. OHP
2. White Board


STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Filsafat Keilmuan ( Ilmu Dasar Keperawatan II )
Beban studi : 1 sks
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Merupakan dasar untuk dapat melakukan penalaranyang tepat dan berpikir secara mandiri, logis, kritis dan analitis. Cabang ilmu ini memiliki landasanyang sangat diperlukan untuk mengikuti perkuliahan selanjutnya khususnya keperawatan. Pengalaman belajar meliputi ceramah dan diskusi serta membahas beberapa contoh kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Mahasiswa dapat menggunakan logika dalam berfikir dan memiliki kemampuan merumuskan pemikiran mereka dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar

Lingkup Bahasan :
1. Persoalan filsafat
2. Tahu pengetahuan dan ilmu pengetahuan
3. Ontologi episternalogi dan aksiologi
4. Rasionalisme, silogisme, dan logika deduktif
5. Empirisme dan pemikiran induktif
6. penggunaan bahasa dan logika dalam berfikir
7. Nilai-nilai keilmuan dalam keperawatan

Buku Sumber :
1. Anderson, Ralph E., (1984). Human Behavior in the Social Environment. Aldine Publishing Company, New York.
2. Blum, Hendrik. (1983). Expending Health Care Horizon. From General System Concept of Health to a National Health Policy. California: Third Party Publishing Company.
3. Conrad & Kern. (1994). The Sociology of Health and Illness, Critical Perspectives. (2nd ed.). New York: St. Martin Press.
4. Counte & Christman. (1981). Interpersonal Behavior and Health Care. New York: West View Press.
5. Gordon, Gerald. (1966). Role Theory and Illness. A Sociological Perspective. University Press, New Haven, Connecticut.
6. Hall, Edward T., (1985). Beyond Culture. New York: Anchor Press.
7. Mulyana dan Rakhmat. (1993). Komunikasi Antar Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
8. Robinson, David. (1989). Patient Practitioner and Medical Care, Aspect of Medical Sosiology. London: Withman Heineman Medical Books, ltd.
9. Soekanto, Soerjono. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Jakarta, edisi ke-4.
10. Tucket & Kaufert. (1987). Basic Reading in Medical Sociology. London: Cambridge University Press.
11. Worseley, Peter. (Ed.) Introducing Sociology. Australia: Penguin Books Australia Limited








STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN

GARIS BESAR POKOK PERKULIAHAN

Nama Cabang Ilmu : Metodologi Riset
Beban studi : 2 sks
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu
Fokus pada pemahaman konsep dasar keilmuan yang digunakan sebagai metodologi dalam penelitian. Merupakan pendekatan ilmiah dalam meningkatakan sistem pelayanan dan asuhan keperawawtan melalui azas metodologi ilmiah, proses penelitian ilmiah dan penerapan teknis ilmiah. Cabang ilmu ini membahas tentang konsep dasar penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, tahapan kegiatan penelitian, berlandaskan pendekatan teori keperawatan yang sesuai. Proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan ceramah, diskusi dan turorial. Cabang ilmu ini merupakan dasar bagi penelitian keperawatan.

Tujuan Cabang Ilmu
1. Memberikan pemahaman umum danmendasar tentang metode pemecahan masalah secara ilmiah dan penelitian
2. Menerapkan pengetahuan terkait dalam menyelesaikan maslaah dan penelitian keperawatan

Lingkup Bahasan
1. Pengertian, tujuan dan guna penelitian
2. Proses pengembangan ilmu pengetahuan
3. Pendekatandeduksi, induksi dan berfikir reflektif
4. Azas metoda ilmiah
5. Jenis penelitian
6. Tahapan dan elemen penelitian

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Catherine H. Seaman and Phyllis J. Verhonick. (1984). Research Methods For Undergraduate students in nursing. Norwalk : Appleton Century Crofts.
2. Hicks Carolyn M. (1990). Research and Statistics : a practical introduction for nurses. New York : Prentice hall.
3. Sutrisno Hadi. (1989). Metodologi Research. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.
4. Winarno Surakhmad. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.
5. Arjatmo, T. Dasar-dasar metodologi riset ilmu kedokteran. CMS. Jakarta

















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Etik dan Hukum
Beban studi : 1 sks
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Etika dan hukum sangat erat kaitannya dengan keperawatan yang selalu berinteraksi dengan klien sebagai penerima pelayanan/asuhan. Fokus pada pemahaman etik dan hukum dalam keperawatan. Bentuk pengalaman belajar yang digunakan adalah ceramah dan diskusi, kasus/dilema etik.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahamikonsepetik dan hukum dalam keperawatan
2. Menerapkannya pada berbagai situasi dan tatanan keperawatan (pendidikan, pelayanan, dan penelitian)

Lingkup Bahasan :
1. Pengertian etika keperawatan
2. Pentingnya etika keperawatan
3. Prinsip moral praktik keperawatan
4. Sumber etik keperawatan
5. Kode etik keperawatan
6. Penyelesaian dilema etik
7. Aspek hukum secara umum
8. Batas legal tindakan keperawatan
9. Peran organisasi profesi dalam menetapkan standard praktik keperawatan
10. Kewajiban dan persetujuan klien
11. Peran dan advokasi perawat
12. UU No. 23 tahun1992 tentang : kesehatan dalam praktik keperawatan
13. Etik dan hukum dalam Islam

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Johnstone, M.J. (1989). Bioethics : A Nursing perspective. Sydney : W.B. Saunders.
2. Kozier, B. (dkk).(1995). Fundamentals of nursing : Consepts, process and practice. (5th ed.). California : Addison Wesley.
3. Northrop, C.E. dan Kelly, M.E. (1987). Legal issues in nursing. St. Louis : The C.B. Mosby Company.
















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Fisika
Beban studi : 2 sks
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu fisika merupakan bagian dari kelompok ilmu alam dasar. Penerapan ilmu fisika dalam keperawatan berfokus pada pemahaman tentang prinsip-prinsip gejala fisis yang terkait dengan manusia dan lingkungannya, yang digunakan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu menerapkan hukum-hukum utama mekanika, termodinamika, energi gelombang listrik dan fisika radiasi yang digunakan dalam praktik keperawatan dengan mengikuti perkembangan IPTEK.

Lingkup Bahasan :
1. Biomekanika
2. Bioakuistik
3. Termofisika
4. Biolistrik
5. Biooptik
6. Fisika radiasi
7. Instrumentasi dalam keperawatan

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Hickman, R. , dan Caon, M. (1995). Nursing science : matter and energy in the human body. Melbourne : Mac Milla Education Australia.
2. Ryan B dan Pedder. M. (1990). Basic science for nurse. Sydney : Mc. Graw Hill Book Co.























STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Kimia ( Ilmu Dasar Keperawatan I )
Beban studi : 2 sks
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu kimia merupakan bagian dari kelompok ilmu alam dasar. Penerapan kimia dalam keperawatan berfokus pada prinsip-prinsip kimiawi laruatan dan senyawa organik. Penekanan pada pemahaman tentang sifat-sifat larutan, keseimbangan asam basa, sistem koloid, manfaat senyawa organik dan sifat kimia karbohidrat, lipid dan protein bagi tubuh manusia. Kegiatanpembelajaranmeliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahami teori dan prinsip-prinsip kimia untuk diterapkan dalam praktik keperawatan dengan mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Atom, ion dan molekul dalam tubuh manusia
2. Larutan
3. Keseimbangan asam basa
4. Volumetri
5. Cairan tubuh
6. Sistem koloid
7. Kimia karbohidrat,lipid dan protein
8. Struktur, penggolongan dan penggunaann senyawa organik

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Hickman R.,dan Caon, M. (1995). Nursing science : matter and energy in the human body (2nd ed.). Mebourne : Mac. Millan Education Australia. PTY.Ltd.
2. Ryan B. Dan Pedder M. (1990). Basic science for nurse. Sydney : Mc. Graw – Hill Book. Co.
3. Fessenden, R.J. and J.S. Fessenden. (1981). Kimia organik, edisi ketiga, terjemahan. Alloysius hadyana P. Jakarta : Erlangga.
4. Lehniger, A.L. (1995). Dasar-dasar Biokimia, Terj. Maggy Thenawidjaja. Jakarta : Erlangga.


















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Biologi ( Ilmu Dasar Keperawatan I )
Beban studi : 2 sks
Semester : 1
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Biologi merupakan bagian dari kelompok ilmu alam dasar. Penerapan biologi dalam keperawatan berfokus pada pemahaman konsep lingkungan, metoda dan etika ilmu, ciri-ciri kehidupan dari bentuk sederhana sampai bentuk yang lebih kompleks, mulai dari satuan terkecil (sel) sampai satuan terbesar (sistem tubuh), perkembangan organisme (struktur dan fungsi), genetika dan reproduksi, prinsip-prinsip imunologi, perkembangan biologi yang digunakan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaranmeliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep biologi yang digunakan dalam praktik keperawatan dengan mengikuti perkembangan keperawatan

Lingkup Bahasan :
1. Konsep, batas dan etika ilmu serta dasar metodologi ilmiah
2. Pengantar dan dasar ekologi
3. Struktur ultra, komponen sel
4. Metabolisme sel
5. Asam nukleat,
6. Replikasi DNA, biosentesis protein dalam sel
7. Analisis DNA, rekombinan DNA dan rekayasa genetik, hibridasi DNA dengan pelacak, POR, deteksi penyakit dengan dotblot
8. Imunologi
9. Reproduksi manusia
10. Genetika

Metode Pembelajaran:
1. Ceramah dan diskusi
2. Praktikum

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Holt, Rinehart, & Winston. (1965. General Biology. USA : Wabash College.
2. Star, C & Taggart, R., (1998). Biology : The unity and diversity of life. ( 8th ) edition. California, Wadsworth Publishing Co.
3. Thompson, J.S. and Thompson M.W. (1991). Genetics in Medicine. Philadelphia, Saunders Co.
4. dll











STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Psikologi ( Ilmu Perilaku)
Beban studi : 2 sks
Semester : 1
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Psikologi umum mempelajari tentang keprivadian manusia sesuai dengan tumbuh kembangnya, srta pengaruhnya terhadap lingkungan dan hubungan antar manusia. Fokus pada pertumbuhan dan perkembangan jiwa/kepribadian manusia, sensasi dari persepsi, kognitif, daya ingat dan perasaan. Penekanan ada penggunaan prinsip-prinsip psikologi umum dalam hubungan antar manusia. Proses pembelajaran dengan ceramah, diskusi kelompok dan kasus pembahasan.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikancabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami pertumbuhan dan perkembangan jiwa/kepribadian manusia
2. Memahami konsep psikologi umum dan konsep HAM
3. Menjelaskan tentang berbagai konsep psikologi umum dalam pelayanan keperawatan

Lingkup Bahasan :
1. Pengertian psikologi dan hubungannya dengan keperawatan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
3. Pertumbuhan dan perkembangan jiwa manusia
4. Pengertian kepribadian dan ciri-cirinya, serta pendekatan-pendekatan yang digunakan
5. Sensasi dan persepsi
6. Sikap dan Perilaku
7. Daya ingat, kognitif dan perasaan

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Bowwer, G.H. (1990). Principles of psychology today. New York : Random House
2. Krebs, D. Dan Backman (1990). Psychology : a first encounter. New York : Harcourt Brace Jovanovich
3. Miller, B.A. (1990). Psychology : The science of mental life. London : Penguin Books.
4. Myers, D.G. (1990). Social Psychology. New York : Mc Graw Hill Book Comp.




















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Komunikasi Keperawatan
Beban studi : 2 sks
Semester : I
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Komunikasi umum mempelajari proses dimana informasi diteruskan baik secara verbal dan nonverbal antara dua atau lebih manusia. Fokus pada pemahaman tentang prinsip-prinsip hubungan antar manusia untuk diterapkan dalam pelayanan keperawatan dan prinsip komunikasi u mum yang digunakan. Proses pembelajaran dengan ceramah, diskusi kelompok dan simulsi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami prinsip-prinsip hubungan antar manusia
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia/komunikasi
3. Menjelaskan konsep prinsip-prinsip komunikasi dalam keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip komunikasi dalam HAM khususnya dalam pelayanan keperawatan

Lingkup Bahasan :
1. Prinsip-prinsip hubungan antar manusia
2. Saluran komunikasi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia/komunikasi
4. Kesulitan-kesulitan dalam berhubugnan dengan orang lain
5. Komunikasi antar manusia
6. Komunikasi Perawat, Klien, Keluarga dan tenaga kesehatan lain


Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Bradley, J.C. and Endberg, M. (1990). Communication in the nursing centered. Norwalk : Appleton Century-Crofts.
2. Collins. M. (1990). Communication in health care : The human connection in the life cycle, (2nd ed.) St. Louis : The C.V. Mosby Company
3. Fritz, P.A. dan Russell, C.G. (1990). Interpersonal communication in nursing : an interactionist approach. Norwalk : Appleton – Century – Corfts.

















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Ilmu Sosial dan Masalah Kesehatan dan Ilmu politik
( Ilmu Dasar Keperawatan II )
Beban studi : 2 sks
Semester : I
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu
Fokus cabang ilmu ini membahas tentang berbagai konsep dan prinsip sosial budaya serta masalah kesehatan yang timbul dalam masyarkat, baik urbanmaupun rural. Konsep tersebut akan digunakan dalam pemberian pelayan/asuhan keperawatan. Pengalaman belajar meliputi ceramah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini mahasiswa mampu :
1. Membedakan berbagai konsep dasar dan ruang lingkup sosiologi
2. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan terkait dengan dinamika sosial masyarakat
3. Menguraikan hubungan antara dinamika masyarakat dengan masalah kesehatan masyarakat yang timbul
4. Memahami Ilmu politik yang berkaitan dengan kebijakan keperawatan.

Lingkup Bahasan
1. Pengetian sosiologi
2. Konsep –konsep dasar sosiologi
3. Ruang lingkup sosiologi
4. Statika dan dinamika masyarakat
5. Lingkungan kesehatan masyarakat
6. Masalah-masalah kesehatan masyarakat
7. Pengertian ilmu politik
8. Konsep ilmu politik
9. Hak asasi manusia
10. Kaitan ilmu politik dengan keperawatan

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Chapman, M.C. (1990). Sociology for nurse. London : Bailiere Tindall.
2. Lopez, F. (1990). Sociology and the nurse. (2nd ed). Philadelphia : W.B. Saunders.
3. Sumarto, K. (1990). Pengantar sosiologi : suatu bunga rampai : Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Ilmu Sosial dan Masalah Kesehatan dan Ilmu politik
Beban studi : 3 sks ( Reguler )
Semester : I
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus cabang ilmu ini membahas tentang berbagai konsep dan prinsip sosial budaya serta masalah kesehatan yang timbul dalam masyarkat, baik urbanmaupun rural. Konsep tersebut akan digunakan dalam pemberian pelayan/asuhan keperawatan. Pengalaman belajar meliputi ceramah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini mahasiswa mampu :
1. Membedakan berbagai konsep dasar dan ruang lingkup sosiologi
2. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan terkait dengan dinamika sosial masyarakat
3. Menguraikan hubungan antara dinamika masyarakat dengan masalah kesehatan masyarakat yang timbul
4. Memahami Ilmu politik yang berkaitan dengan kebijakan keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Pengetian sosiologi
2. Konsep –konsep dasar sosiologi
3. Ruang lingkup sosiologi
4. Statika dan dinamika masyarakat
5. Lingkungan kesehatan masyarakat
6. Masalah-masalah kesehatan masyarakat
7. Pengertian ilmu politik
8. Konsep ilmu politik
9. Hak asasi manusia
10. Kaitan ilmu politik dengan keperawatan

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Chapman, M.C. (1990). Sociology for nurse. London : Bailiere Tindall.
2. Lopez, F. (1990). Sociology and the nurse. (2nd ed). Philadelphia : W.B. Saunders.
3. Sumarto, K. (1990). Pengantar sosiologi : suatu bunga rampai : Jakarta : Yayasan Obor Indonesia


















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Antropologi Kesehatan ( Ilmu Dasar Keperawatan II )
Beban studi : 1 sks
Semester :
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu
Fokus cabang ilmu ini membahas tentang perilaku sehat pada berbagai sosial budaya masyarakat, sistem pelayanan kesehatan dan kemajuan IPTEK dibidang kesehatan yang sesuai dengan berbagai sosial budaya. Pemahaman tentang belajar meliputi ceramah, diskusi, dan pembahsan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasikan perilaku sehat sebagai reespons masyarakat terhadap penyebab penyakit
2. Membedakan pengaruh sistem pelayanan kesehatan dan kemajuan IPTEK KES pada berbagai sosial budaya masyarakat
3. Mengintegrasikan sistem pelayanan kesehatan dan IPTEK KES pada berbagai sosial budaya masyarakat

Lingkup Bahasan
1. Konsep dasar antropologi kesehatan
2. Perilaku sehat masyarakat modern dan tradisional (barat, non barat)
3. Sistem pelayanan keperawatan dan IPTEK KES diberbagai lingkup sosial budaya masyarakat
4. Dinamika dalam memperkenalkan kemajuan IPTEK dalam pelayanan kesehatan pada berbagai lingkup sosial budaya masyarakat
5. Kecenderungan dan dilema pada perubahan sistem pelayanan kesehatan

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Myers, D.G. (1990). Social psychologi. Toronto : Mc. Graw Hill Book Company
2. Poster, G.M. Anderson, B.G. (1990). Antropologi kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia





















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN




Nama Cabang Ilmu : Ilmu Politik
Beban studi : 1 sks
Prasyarat : -
Deskripsi Cabang Ilmu
Fokus cabang ilmu ini membahas berbagai konsep ilmu politik dan kaitannya dengan keperawawtan. Cabang ilmu ini akan digunakan pelayanan/asuhan keperawatan. Pengalaman belajar meliputi ceramah dan diskusi.
Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelsaikan cabang ilmu ini mahasiswa mampu :
Memahami konsep ilmu politik
Menganalisa politik di Indonesia yang terkait dengan masalah keperawatan
Lingkup Bahasan
Pengertian ilmu politik
Konsep ilmu politik
Hak asasi manusia
Kaitan ilmu politik dengan keperawatan
Buku Ajar yang dianjurkan
Budiarjo, M. (1990). Dasar-daasr ilmu politik, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Syamsudin, M. (1990). Dinamika sistem politik di Indonesia































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Anatomi Manusia
Beban studi : 2 sks
Semester : II
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :

Ilmu anatomi merupakan bagian dari kelompok ilmu biomedik. Penerapan anatomi pada keperawatwan berfokus pada struktur sistem dalam tubuh manusia secara makro dan mikro anatomi yang diperlukan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajarannya meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :

Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahami ilmu anatomi dan histologi tubuh manusia, dan menerapkannya dalam praktik keperawatan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :

1. Sistem persyarafan
2. Sistem kardiovaskuler, darah dan limfe
3. Sistem reproduksi manusia
4. Sistem urogenital
5. Sistem percernaan
6. Sistem pernafasan
7. Sistem muskuloskeletal
8. Sistem panca indra/sensoris


Metode Pembelajaran :

1. Ceramah dan diskusi
2. Praktik laboratorium

Buku Ajar yang dianjurkan :

1. Berman, I. (1991). Color atlas of basic histology. Miami Prince Hall International Inc.
2. Thibodeo, G.A. dan Patton, K.T. (1994). Anatomy’s textbook : anatomy and physiology. St. Louis : Mosby comp.
3. Tortora, Gerard J. (1996). Principles of Anatomy and Physioology. Philadelphia. Haarper Collins Publisher Inc.
4. dll










STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Fisiologi Manusia
Baban studi : 5 sks
Semester : III
Prasyarat : Anatomi, Fisika, Biologi

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu faal merupakan bagian dari kelompok ilmu biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawatwan berfokus pada pemahaman fungsi tubuh, proses faali sel dan organ serta interaksi berbagai organ dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia yang digunakan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajarannya meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa memahami fungsi tubuh manusia dan menerapkannya dalam praktik keperawawan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan

Lingkup Bahasan :
1. Neurofisiologi
2. Faal jantung
3. Faal pembuluh darah
4. Faal pernafasan
5. Cairan tubuh dan darah
6. Faal ginjal
7. Faal endokrin
8. Faal pencernaan
9. Faal Skeletal dan otot
10. Metabolisme dan pengaturan suhu tubuh
11. Pemeriksaan fisik

Metode Pembelajaran :
1. Ceramah dan diskusi
2. Praktikum

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Ganong, W.F. (1995). Review of Medical physiology. Philadelphia : JB. Lippincott.
2. Guyton, A.C. (1996). Tecbook of Medical Physiology. (9th end.). Philadelphia : W.B. Sauders Company.
3. Sherwood,L., (1993). Human Physiology : from Cell to Systems (2nd, ed). West Publishing Company
4. Vander, A., Sherman, J.H., and Luciano, D.S. (1994) : Human Physiologi (6th ed). New Caledonia : York Graphic Services Incorporation











STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Fisiologi Manusia
Baban studi : 3 sks ( Program B )
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu faal merupakan bagian dari kelompok ilmu biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawatwan berfokus pada pemahaman fungsi tubuh, proses faali sel dan organ serta interaksi berbagai organ dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia yang digunakan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajarannya meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa memahami fungsi tubuh manusia dan menerapkannya dalam praktik keperawawan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan

Lingkup Bahasan :
1. Neurofisiologi
2. Faal jantung
3. Faal pembuluh darah
4. Faal pernafasan
5. Cairan tubuh dan darah
6. Faal ginjal
7. Faal endokrin
8. Faal pencernaan
9. Faal Skeletal dan otot
10. Faal integumen
11. Metabolisme dan pengaturan suhu tubuh
12. Pemeriksaan fisik

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Ganong, W.F. (1995). Review of Medical physiology. Philadelphia : JB. Lippincott.
2. Guyton, A.C. (1996). Tecbook of Medical Physiology. (9th end.). Philadelphia : W.B. Sauders Company.
3. Sherwood,L., (1993). Human Physiology : from Cell to Systems (2nd, ed). West Publishing Company
4. Vander, A., Sherman, J.H., and Luciano, D.S. (1994) : Human Physiologi (6th ed). New Caledonia : York Graphic Services Incorporation















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Biokimia
Beban studi : 2 sks
Semester : 1 ( Program B )
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu
Ilmu biokimia merupakan bagiandari kelompok ilmu biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawawan berfokus pada pemahaman tentang biokimia jaringan, sistem protein, enzim dankoenzim, pencernaan, absorpsi dan detoksikasi, oksidasi biologis, siklus Krebs, metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid, metabolisme asam amino dan metabolisme nukleotida purin dan pirimidin yang terjadi dalam tubuh manusia dan diperlukan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikancabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahmi proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh secara fisiologis maupun patologis serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan menerapkannya dalam praktik keperawatan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan
1. Enzim dan koenzim
2. Oksidasi biologi dan bioenergetika
3. Darah, cairan limfe, cairan cerebrospinal
4. Immokimia, metabolisme porfirm
5. Pernafasan keseimbangan asam basa, metabolisme air dan elektrolit
6. Pencernaan, penyerapan, pembusukan
7. Metabolisme karbohidrat, Lemak, dan Protein serta pengaturannya
8. Metabolisme purin dan pirimidin

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Alber L. Lehniger. Principles of Biochemistry. Alih Bahasa : Dr. Ir. Maggy Thenawidjaya (1995), Jakarta : Erlangga.
2. Colby, Diana (19988) Ringkasan Biokimia Harper (Biochemistry : a synopsis) / Diana S. Colby, Alih bahasa, Adji Dharma, Jakarta : EGC
3. David, W. Maartin, Jr. M.D. (et.al). Harper’s Review of Biochemistry. Alih bahasa : Dr. Iyan Darmawan. (1987). Jakarta : EGC.
4. Hickman, R. Dan Caon. M. (1995). Nursing science : matter and energy in human body. Melbourne : Mc. Millan Australia.
5. Panjita Hardjasasmita. (1992). Biokimia Dasar A. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
6. Panjita Hardjasasmita. (1992). Biokimia Dasar B. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.








STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Biokimia
Beban studi : 3 SKS ( Program A )
Semester : III
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu biokimia merupakan bagiandari kelompok ilmu biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawawan berfokus pada pemahaman tentang biokimia jaringan, sistem protein, enzim dan koenzim, pencernaan, absorpsi dan detoksikasi, oksidasi biologis, siklus Krebs, metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid, metabolisme asam amino dan metabolisme nukleotida purin dan pirimidin yang terjadi dalam tubuh manusia dan diperlukan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikancabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahmi proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh secara fisiologis maupun patologis serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan menerapkannya dalam praktik keperawatan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Enzim dan koenzim
2. Oksidasi biologi dan bioenergetika
3. Darah, cairan limfe, cairan cerebrospinal
4. Immokimia, metabolisme porfirm
5. Pernafasan keseimbangan asam basa, metabolisme air dan elektrolit
6. Pencernaan, penyerapan, pembusukan
7. Metabolisme karbohidrat, Lemak, dan Protein serta pengaturannya
8. Metabolisme purin dan pirimidin

Metode Belajar :
1. Ceramah
2. Tanya jawab dan atau diskusi
3. Praktik

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Alber L. Lehniger. Principles of Biochemistry. Alih Bahasa : Dr. Ir. Maggy Thenawidjaya (1995), Jakarta : Erlangga.
2. Colby, Diana (19988) Ringkasan Biokimia Harper (Biochemistry : a synopsis) / Diana S. Colby, Alih bahasa, Adji Dharma, Jakarta : EGC
3. David, W. Maartin, Jr. M.D. (et.al). Harper’s Review of Biochemistry. Alih bahasa : Dr. Iyan Darmawan. (1987). Jakarta : EGC.
4. Hickman, R. Dan Caon. M. (1995). Nursing science : matter and energy in human body. Melbourne : Mc. Millan Australia.
5. Panjita Hardjasasmita. (1992). Biokimia Dasar A. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
6. Panjita Hardjasasmita. (1992). Biokimia Dasar B. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.







STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Patologi Klinik
Beban studi : 3 sks ( Program A )
Semester : V
Prasyarat : Fisiologi, biokimia

Deskripsi Cabang Ilmu
Patologi merupakan bagian dari kelompok ilmu Biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawatan berfokus pada pemahaman tentang perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh manusia, serta perubahan-perubahan klinis pada berbagai penyakit atau kelainan yang sering dijumpai yang diperlukan dalam praktik keperawstan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahsiswa mampu mamahmi prinsip-prinsip dasr dalam patologi anatomik patofisiologi, patologi klinik dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam praktik keperawatan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan
1. Degenerasi dan nekrosis
2. Ganggunan cairan tubuh dan elektrolit dan aliran darah
3. Kelainan kongenital
4. Proses ketuaan
5. Prinsip reaksi radang dan penyakit infeksi
6. Neoplasma
7. Adaptasi dan maladaptasi sel dan jaringan akibat jejas
8. Kelainan retrogesif
9. Gangguan metabolisme dan endokrin
10. Imunopatologi
11. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit darah
12. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit ginjal dan saluran kemih
13. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit hati dan saluran empedu
14. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit jantung dan pembuluh darah
15. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit endokrin dan metabolik
16. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit AIDS
17. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit susunan saraf pusat

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Gandasoebrata, R. (1992). Penuntun laboratorium klinik . Jakarta : Dian Rakyat
2. Henry, J.B., Todd, Sanford, Davidsohn (1984). Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. Philadelphia : W. B. Saunders Company.
3. Lea and Febiger (1981). Wintrobe Clinical Hematology. (8 th ed). Philadephia.
4. sacher RA., McPherson R.A. Widmann’s Clinical Interpretatrion of laboratory test. (10th ed). PG. Asian Economy.
5. Watson, J. Dan Jaffe,M.S. (1995). Nurse’s manual of laboratory and diagnostic tests. Philadelphia : Fa. Davis Company.
6. Portth, C.M. (1994). Pathophysiology : Concepts of altered health States (4th ed). Philadelphia : J.B. Lippincott Comp.



STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Patologi Klinik
Beban studi : 3 sks ( Program A )
Se mester : 2
Prasyarat : Fisiologi, biokimia

Deskripsi Cabang Ilmu :
Patologi merupakan bagian dari kelompok ilmu Biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawatan berfokus pada pemahaman tentang perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh manusia, serta perubahan-perubahan klinis pada berbagai penyakit atau kelainan yang sering dijumpai yang diperlukan dalam praktik keperawstan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahsiswa mampu mamahmi prinsip-prinsip dasr dalam patologi anatomik patofisiologi, patologi klinik dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam praktik keperawatan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Degenerasi dan nekrosis
2. Ganggunan cairan tubuh dan elektrolit dan aliran darah
3. Kelainan kongenital
4. Proses ketuaan
5. Prinsip reaksi radang dan penyakit infeksi
6. Neoplasma
7. Adaptasi dan maladaptasi sel dan jaringan akibat jejas
8. Kelainan retrogesif
9. Gangguan metabolisme dan endokrin
10. Imunopatologi
11. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit darah
12. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit ginjal dan saluran kemih
13. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit hati dan saluran empedu
14. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit jantung dan pembuluh darah
15. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit endokrin dan metabolik
16. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit AIDS
17. Pemeriksaan laboratorum pada penyakit susunan saraf pusat

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Gandasoebrata, R. (1992). Penuntun laboratorium klinik . Jakarta : Dian Rakyat
2. Henry, J.B., Todd, Sanford, Davidsohn (1984). Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. Philadelphia : W. B. Saunders Company.
3. Lea and Febiger (1981). Wintrobe Clinical Hematology. (8 th ed). Philadephia.
4. sacher RA., McPherson R.A. Widmann’s Clinical Interpretatrion of laboratory test. (10th ed). PG. Asian Economy.
5. Watson, J. Dan Jaffe,M.S. (1995). Nurse’s manual of laboratory and diagnostic tests. Philadelphia : Fa. Davis Company.
6. Portth, C.M. (1994). Pathophysiology : Concepts of altered health States (4th ed). Philadelphia : J.B. Lippincott Comp.


STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Mikrobiologi
Beban studi : 2 sks ( Reguler )
Semester : 1
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Mikrobiologi merupakan bagian darikelompok ilmu biomedik, peneapan ilmu ini pada keperawatan berfokus pada struktur, fungsi dan pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Penekanan dilakukan pada dasar-dasar pemeriksaan laboratorium, cara sterilisasi dan desinfeksi dan upaya mencegah dampak mikroorganisme pada tubuh manusia yang digunakan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahmi berbagai mikroba yang dapat menyebabkan penyakit dan menimbulkandampak terhadap kesehatan manusia dan menerapkan konsep tersebut sebagai dasar dalam praktik keperawatan sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Pengantar mikrobiologi
2. Dasar-dasar bakteriologi dan mikrologi
3. Imunologi
4. Sterilisasi dan desinfeksi
5. Virologi dasar
6. Dasar diagnostik mikrobiologi

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan : dll
1. Greenwood, R. D. Dan Pentheren, J.F. (1995). Medical microbiology a guide to microbial infections pathogenesis. Winston churchill livingstone.
2. Smith, A.L. (1990). Principles of microbiology. Houston :



















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Parasitologi
Beban sutdi : 1 sks ( reguler)
Semester : 1 (satu)
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Parasitologi merupakan baigan dari kelompok ilmu Biomedik. Penerapan ilmu ini ada keperawatan berfokus pada struktur, fungsi, daur pertumbuhan parasit dan reaksi tubuh manusia terhadap parasit. Penekanan dilakukan pada dasar-dasar pemeriksaan laboratorium, cara seterilisasi dan desinfeksi, dan upaya mencegah dampak parasit pada tubuh manusia yang digunakan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa memahami berbagai organisme dan lingkungan hidup parasit yang dapat menyebabkan penyakit dan menimbulakan dampak terhadap kesehatan manusia dan menerapkan konsep tersebut sebagai dasar dalam praktik keperawatan sesuai dengan perkembagnan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Helmintologi (toxocara , nematoda, trematoda dan cestoda)
2. Protozoologi
3. Entomologi

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan : dll
1. Brown, Harold, . (1979). Dasar Parasitologi klinik. Jakarta : PT Gramedia.
2. Smith, A.L. (1990). Principles of microbiology. Houston :
3. dll.






















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Farmakologi
Beban studi : 3 sks ( Prog A )
Semester : 3 sks
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Farmakologi merupakan bagian darikelompok ilmu biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawatan berfokus pada peran perawat dalam pengelolaan dan pemberian obat, jenis obat dan cara kerjanya, serta efek obat terhdaap tubuh yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampumemahami berbagai konsep farmakologi dan menerapkannya dalam praktik keperawatan sesuai dengan peran dan fungsi dengan mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan.
Lingkup Bahasan :
1. Pengantar farmakologi
2. Peran perawat dalam pengelolaan dan pemberian obat
3. Obat-obatan otonom
4. Obat-obatan kardiovaskuler da diuretik
5. Analgetik dan atipiretik
6. Morfin dan opioid
7. Antihistamin
8. Kortikosteroid
9. Hormon dan oksitosik
10. Anestesi umum dan lokal
11. Masalah penyalahgunaan obat
12. Kemoterapi
13. Obat yang bekerja terhadap susunan syaraf pusat
14. Antimikroba, TBC dan lepra
15. Anti kanker
16. Obat essensial
17. Obat tradisional
18. Vitamin dan heatimik
19. Toksikologi
20. Efek samping obat
21. Interaksi antara obat dengan obat dan obat dengan nutrisi

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Hoyes,E.R. dan Le Fever Kee. J (1996). Pharmacology pocket companion for nurse. Philadelphia : W.B. Saunders comp.
2. Rodman, M.J. dan Smith, D.W. (1990). Clinical Pharmacology in nursing. Philadelphia : J. B. Lippincott Company.











STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Gizi dan Therapi Diet
Beban studi : 2 sks
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu gizi merupakan bagian dari kelompok ilmu biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawatan berfokus pada pengaruh gizi terhadap kesehatan tubuh pada berbagai tingkat daur kehidupan manusia, pengaruh faktor sosial ekonomi dan budaya terhadap kepadatan zat gizi dan modifikasi diet normal untuk keperluan terapeutik yang diperlukan dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan dasar ilmu gizi dalam praktik keperawatan seusai dengan perkembangan IPTEK keperawawtan.

Lingkup Bahasan :
1. Interelasi metabolisme tubuh
2. Dasar-dasar penentuan gizi individu dan kebutuhan yang dianjurkan
3. Patogenesis penyakit defisiensi gizi
4. Masalah gizi utama dan tanda-tanda klinis
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan, dan cara pengaturan nafsu makan
6. Penilaian keadaan gizi individu
7. Dasar-dasar dietika klinik
8. Penyakit dan program pemberian diet
9. Persiapan dan cara pemberian force feeding
10. Dasar Pendidian gizi

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Betty B. Alford and Margaret L. (1982). Nutrition During The Life Lycle. New Jersey : Boyle Prentice – Hall, Inc.
2. Clara Mixon Lewin (1986). Nutrition and Nutritional Therapy. Norwalk : Appleton Century Crofts.
3. Sylvia, escoff-Stump.(1985). Nutrition and diagnosis Related Care Philadelphia : Lea and Fabijer.
4. Virginia A. Beal (1986). Nutrition in the life span. New York : Mac Millan publishing. CO












STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Epidemiologi
Beban studi : 2 sks
Semester :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus cabang ilmu ini membahas tentang konsep dan prinsip-prinsip epidemiologi, perkembangan epidemiologi, epidemiologi dalam keperawaan dan ukuran-ukuran penyakit untuk diterapkan didalam pelayanan/asuhankeperawawtan komunitas. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa diharapkan mamapu :
1. Memahami konsep dan prinsip-prinsip epidemiologi, perkembangan epidemiologi dalam keperawatan dan ukuran-ukuran penyakit.
2. Menerapkan konsep dan prinsip-prinsip epidemiologi, epidemiologi dalam keperawatan dan ukuran-ukuran penyakit dalam pembahasan kasus tertentu.

Lingkup Bahasan :
1. Konsep dan prinsip-prinsip epidemiologi
2. Perkembangan epidemiologi
3. Jenis epidemiologi
4. Epidemiologi dalam keperawatan
5. Ukuran-ukuran penyakit yang lazim digunakan

Metode Belajar :
1. Ceramah
2. Tanya jawab dan atau diskusi
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Azrul. A. Pengantar epidemiologi. Jakarta : Bina Rupa Aksara
2. Valan : B. Epidemiologi Nursing and health Care, Norwalk : Appleton Century Ca.
3. Gary D. Friedman. (19..). Prinsip-prinsip epidemiologi. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medika.
4. Gordis, L. (19..) Epidemiology. Philadelphia : W.B. Saunders Company.

















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Mata Ajar : Demografi dan Statistik Kesehatan
Beban studi : 1 sks ( Program A )
Semester : III
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus cabang ilmu inimembahas tentang demografi urban dan rural serta statistik deskriptif yang mempunyai keterkaitan dengan bidang kesehatanmeliputi teknik yang dipergunakan untuk menjabarkan keadaan kesehatan berdasarkan pada kondisi nortalitas, morbiditas dan harapan hiduprata-rata. Cabang ilmu ini akan digunakandalam pelayanan/asuhan keperawatan, khususnya keperawatan komunitas. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang imu ini mahasiswa mampu
1. Mengidentifikasi indikator-indikator demografi dan status kesehatan masyarakat
2. membedaan ciri-ciri masyarakat urban da rural
3. Mengenai berbagai statistik deskriptif terkait dengan bidang kesehatan
4. Menerapkan statistik deskriptif pada pembahasan kasus tertentu

Lingkup Bahasan :
1. Teori dan ukuran-ukuran demografi
2. Faktor demografri yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
3. Pengukuran ratio dan rate untuk masalah kesehatan
4. Tabel kematina / life table : angka harapan hidup

Metode Belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Colton, T. Statistik Kedokteran. Yogyakarta : Gajah Maa Universitas Press.
2. Ducani C. Robert, et.all. (1983). Introductory Biostatistics for the health science New York : John Wiley.
3. Manton, R.F. et al. Bimbingan studi tentang epidemiologi dan biostatistika. Jakarta : Jabatan
4. Medis, R. (19..) Statiscal Handbook for non statisticians. London : Mc Graw Hill book company.
5. Sugiyono (1997). Statistika untuk penelitian. Bandung : alfabeta.













STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Manajemen Kesehatan
Beban studi : 1 sks
Semester :
Prasyarat : Statistik

Deskripsi Cabang Ilmu :
Cabang ilmu ini mempelajari tentang konsep-konsep dasar dalaqm manajemen kesehatan, sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan/pengendalian pelayanan kesehatan komunitas, program-program pokok pelayanan kesehatan utama di Indonesia, dan ekonomi kesehatan. Fokus pada penerapan konsep-konsep dasar dalam manajemen kesehatan pada pemberian asuhan keperawatan keluarga dan komunitas. Proses pembelajaran terdiri dari ceramah, diskusi kelompok, pengalaman belajar lapangan yang terintegrasi dengan keperawatan komunitas dan keluarga.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan mata ajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahamikonsep dan prinsip-prinsip manajemen kesehatan
2. Memahami konsep dan prinsip-prinsip manajemen kesehatan didalam asuhan keperawatan keluarga, komunitas dan gerontik

Lingkup Bahasan :
1. Konsep-konsep dasar dalam manajemen kesehatan
2. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia
3. Perencanaan pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan/pengendalian pelayanan kesehatan komunitas
4. Program-program pokok pelayanan kesehatan utama di Indonesia
5. Ekomoni layanan kesehatan

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Azar, A. Pengantar Administrasi Kesehatan Jakarta : Bina Rupa Aksara.
2. Dale, E. (1990). Manageent theory and practice. New York : Mc. Graw Hill Book Comp.
3. La.Monica. Et all (1994). Management in health care : theoritical and experiental approach. Philip. Ina Morjan London : Mac Milan.
4. Edi by Allan Mc. Naught. (1991). Managing community health services. London Chapman and Hall.
5. Felstein, Paul J. (1993). Health Economic (4th ed.). New York : Delimax.
6. Korn T., dan Darbin E. Management Patient Care. Toronto : W. B. Saunder’s











STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Kesehatan Lingkungan
Beban studi : 1 sks ( Program A )
Semester : III
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus cabang ilmu ini membahas tentang konsep dasar kesehatan lingkungan, prinsip-prinsip kesehatan lingkungan, peran perawat dalampenatalaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan, dan masalah-maslaah kesehatna lingkungan di Indonesia. Cabang ilmu ini akan digunakan dalam pelayanan/asuhan keperawatan, khususnya keperawatan komunitas. Pengalaman belajar meliputi ceramah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami konsep dan prinsip-prinsip kesehatan lingkungan
2. Mengidentifikasi masalah kesehatna lingkungan dan peran perawat dalam penatalksanaan pelayanan kesehatan lingkungan di Indonesia
3. Menerapkan konsep dasar, prinsip-prinsip kesehatan lingkungan dalam pembahasan kasus tertentu.

Lingkup Bahasan
1. Konsep-konsep dasar kesehatan lingkungan
2. Prinsip-prinsip kesehatan lingkungan
3. Masalah-masalah kesehatan lingkungan di Indonesia
4. Peran perawat dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Brook. Rixhard. G. (1995). Health status measurement a perspective on change. London : Mc Millan.
2. Stanhope, and Lancapter, J. Community health nursing : Process and practice for promoting health. St.Louis : Mosby Years Book.
3. Smit, C.M. and Maurer, F.A. (1995). Community Health Nursing : Theory and Practice. Philadelphia : WB. Saunders, Co.
4. Stanhope, M. & Knolmueler, R. (1992). Buku saku : Keperawatan Komunitas dan Kesehatn rumah : Perangakat pengkajian, intervensi dan penyuluhan (ed. Indonesia) Jakarta : EGC












STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Biostatistik
Beban studi : 2 sks ( Program B ) / 3 sks ( Program A )
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Merupakan penerapan metode statistik dalam mengenali lingkungan dan kehidupan manusia (bio). Pengalaman belajar meliputi ceramah dan diskusi serta pembahasan contoh data.

Tujuan Cabang Ilmu :
1. Mampu mengorganisir pengumpulan data mentah untuk mengukuran kuantitatif, membuat perkiraanatas suatu keadaan berdasarkan data-data dan hubungan antar variabel.
2. Mampu menggunakan teknik dan perhitungan statistik untuk tujuan analisis sebagai dasar untuk mengambil keputusan.

Lingkup Bahasan :
1. Ruang lingkup dan kegunaan satatistik
2. Konsep dan metode statistik
3. Probabilitas
4. Statistik deskrptif
· Sebaran dan tendensi tengah
· Variabilitas
· Penyajian data
5. Statistikinferens
· Teori inferen
· Uji kemaknaan
· Uji parametrik dan non parametrik
· Dasar analisa multivariat
· Penyajian data

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Colton. T. Statistik Kedokteran. Yogyakarta : Gajah Mada Universitas Press.
2. Knapp.R.S. (1985). Basic Statistic for Nurses. New York.
3. Manton. R.F., et.all. Bimbingan Studi tentang Epidemiologi dan Biostatistika. Jakarta : Jembatan.
4. Muro, B.H.Cs. (1986). Statistical Methods fo rhealth care research. J. B. Lippincott. Co.
5. Seaman, C.H. and P. J. Verhonick. (1984). Research Methods for undergraduate students in nursing. Norwalk : Appleton Century Crofts.
6. Sutrisno Hadi. (1986). Statistik. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM






STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN




Nama Cabang Ilmu : Ilmu Bedah
Beban studi : 2 sks
Semester :
Prasyarat : Anatomi, Fisiologi Manusia, Biokimia, Patologi, Mikrobiologi,
Parasitologi, Farmakologi dan Gizi

Deskripsi Cabang Ilmu :
Membahas tentang penyakit atau kelainan organ tubuh yang dilakukan pembedahan, pengaruh beberapa teknik pembedahan terhadap fungsi organ dan tindakan yang perlu dilakukan sebelum, selama dan sesudah pembedahan. Proses pembelajaran meliputi ceramah dan diskusi serta studi kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah mengikuti cabang ilmu ini, mahasiswa mampu membedakan berbagai penyakit atau kelainan organ yang perlu dilakukan pembedahan, gambaran umum metode pembedahan, kondisi organ tubuh dan fungsinya serta tindakan yang perlu dilakukan sebelum, selama dan setelah pembedahan.

Lingkup Bahasan :
1. Penyakit-penyait / kelainan organ tubuh yang perlu dilakukan tindakan pembedahan. ( Pencernakan, muskuloskeletal, pernapasan, perkemihan, integumen, vasukuler, dll )
2. Metode dan teknik pembedahan yang dilakukan secara umum ataupun sesuai organ tubuh dan penyakitnya
3. Tindakan medis sebelum, selama dan setelah pembedahan

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. James D. Et.all. Textbook of Medicine. Philadelphia : American Printed.
2. John Cook, dkk. Penatalaksanaan Bedah Umum. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
3. R. Sjamsuhidajat. Ilmu Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Theodore Shrock. Ilmu Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
5. Sabiston, David C. Jr. Buku Ajar Bedah (Essential of surgery). Jakarta.
6. Schwatz, et.all. Principles of surgery. (4th. ed) New York. Mc Graw Hill.














STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN




Nama Cabang Ilmu : Ilmu Penyakit Dalam
Beban studi : 2 sks
Semester :
Prasyarat : Keperawatan Dasar

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus pada klien dewasa yang mengalami masalah kesehatan dan perubahan fungsi sistem tubuh meliputi sistem pernapasan, kardiovaskuler, gastrointestinal, perkemihan, keganasan, msalah infeksi dan penyakit tropis melalui pendekatan patofisiologi dan psikologis dengan penekanan pada aspek preventif maupun rehabilitatif. Pengalaman belajar melalui ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu inimahasiswa mampu:
1. Memahami patofisiologi terjdinya perubahan fungsi sistem tubuh dikaitakan dengan penyakit klien
2. Mengelola asuhan keperawatatan klien yang mengalami gangguan sistem pernapasan, kardiovaskuler, gastrointestinal, perkemihan, keganasan, infeksi dan penyakit tropis yang umum terjadi

Lingkup Bahasan :
Gangguan sistem pernapasan, kardiovaskuler, gastrointestinal, perkemihan, keganasan, infeksi dan penyakit tropis yang umum terjadi meliputi :
1. Patofisiologi
2. Penatalaksanaan medik
3. Pencegahan dan rehabilitasi
4. Perkembangan teknologi kedokteran internal

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Trunkey, D.D. Nyeri abdomen, Diare dan Muntah. (2nd ed). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Reaksoprodjo, S., dkk. (1995). Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara.
3. Sabiston, D.C, Jr. M.D. (1994). Buku Ajar Bedah (essentials of surgery). Jakarta : EGC.
4. Schwartz, et.all (1988). Principles of surgery (4th ed). New York : Mc. Graw.













STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Ilmu Kesehatan Anak
Beban studi : 2 sks
Semester : V
Prasyarat : Anatomi, Fisiologi Manusia, Biokimia, Patologi, Mikrobiologi,
Parasitologi, Farmakologi dan Gizi

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus pada penyakit akut, kronis dan yang mengancam kehidupan yang umum terjadi pada anak di Indonesia serta penyakit/kelainan (cacat bawaan) pada anak yang memerlukan intervensi bedah untuk pemulihannya. Proses pembelajaran meliputi ceramah, diskusi dan penelaahan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikanmata ajaran ini, mahasiswa mampu merumuskan jaras kritikal penyakit akut, penyakit kronik dan penyakit yang mengancam kehidupan serta penyakit bedah pada anak dan mengintegrasikannya dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional yang aman dan efektif bagi neonatus, bayi, anak dan remaja sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Lingkup Bahasan :
1. Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
2. Penyakit akut anak
3. Penyakit kronis pada anak
4. Penyakit yang mengancam kehidupan
5. Penyakit / kelainan bawaan yang memerlukan intervensi bedah
6. Penyakit infeksi yang memerlukan intervensi bedah
7. Penyakit yang mengancam kehidupan yang memerlukanintervensi bedah

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Rowe, Marc.L. (1995). Essentials of Pediatric of Surgery. St. Louis : Mosby.
2. Raffensperger, J.C. (1990). Swenson’s Pediatric Surgery. Norwalk : Appleton and Lange.
3. Behrman, R. W. (dkk).(1996)., Texbook of Pediatric. Philadelphia : W.B. Saunders Company.
4. Hay, W.W. (et.all). (1997). Current Pediatric Diagnosis and Treatment. Connecticut : Appleton and Lange.













STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Obstetri dan Genekologi
Beban studi : 2 sks
Semester : V
Prasyarat : Biomedik Dasar

Deskripsi Cabang Ilmu :
Cabang ilmu ini membahas kesehatan dan masalah reproduksi wanita pada masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas, fokus pada kesehatan reproduksi wanita dan perubahan fisiologis reproduksi wanita yang dapat dijadikan dasar dalam memberikan asuhankeperawatan meternitas. Proses pembelajaranmencakup kuliah yang diintegrasikan dengan mata ajaran keperawatan maternitas.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahami aspek biofisik manusia, pengaturan reproduksi wanita, masalah-masalah reproduksi wanita dan penatalaksanaannya untuk diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita pada masa diluar kehamilan, masa kehamilan , masa persalinan dan masa nifas
2. Pertumbuhan alat reproduksi wanita
3. Masalah-masalah reproduksi wanita
4. Obat-obatan yang digunakan dalam kasus-kasus obstetri/ginekologi
5. Keluarga Berencana
6. Penatalaksanaan masalah obstetri dan ginekologi

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Diskusi

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Beischer, N.A., dan Mackay, E.V. (1990). Obstetric and the newborn for midwives and medical students. Toronto : W.B. Saunders Co.
2. Bonnar, J. (1990). Recent advances in obsteries and gynecology. London : Churchill Livington.
3. Sarwono.(1990). Ilmu Kebidanan. Jakarta : UI Press
















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Ilmu Psikiatri
Bebans studi : 2 sks
Semester : V
Prasyarat : Konsep Dasar Keperawatan, Psikologi Umum, Sosiologi Umum

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus pada klien sebagai sistem yang adaptif dalam rentang sehat jiwa sampai gangguan jiwa, psiodinamika, terjadinya gangguan jiwa yang umum di Indonesia. Upaya pencegahan dan perawatan klien dengan masalah bio-psiko-sosio-spiritual dan gangguan jiwa akan dibahas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, hubungan terapeutik secara individu dalam konteks keluarga, dan penerapan terapi modalitas keperawatan. Selain itu akan dibahas juga kecenderungan dan masalah / isu kesehatan jiwa di Indonesia serta peran perawat.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami perkembangan manusia dan psikodinamika proses terjadinya gangguan jiwa
2. Memahami konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa dalam konteks keluarga
3. Mengimplementasikan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada individu dan keluarga yang mengalami masalah bio-psiko-sosio-spiritual dalam rentang sehat jiwa gangguan jiwa
4. Memahami sejarah perkembangan pelayanan kesehatan jiwa
5. Menganalisa kecenderungan dan isu dalam keperawatan jiwa
6. Mengidentifikasi area riset terkait dengan kesehatan dan keperawatan jiwa

Lingkup Bahasan :
1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa
a. Proses terjadinya gangguan jiwa
b. Konsep keperawatan kesehatan jiwa
c. Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin
d. Keperawatan kesehatan jiwa keluarga dan masyarakat
e. Perkembangan keperawatan jiwa
2. Keperawatan biopsikososial dan psikososial spiritual
3. Keperawatan gangguan jiwa pada berbagai masalah perilaku
4. Keperawatan gangguan jiwa pada anak dan remaja
5. Keperawatan gangguan jiwa lanjut usia
6. Psikoparmaka dan terapi modalitas

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Fortinash, C.M. & Hollodya, P.A. (1991). Psychiatric Nursing Care Plan. St. Lous : Mosby Year Book
2. Kaltner, N.L., & Schuecke, L.H., & Bostrom, C.E. (1991). Psychiatric Nursing : A psycho terapeutic management approach. St. Louis : Mosby Year Book.
3. Rawlin, R.P., & Heacock, P.E. (1993). Clinical manual of psyciatric nursing. St. Louis : Mosby Year Book.
4. Stuar, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Pocket guide to psychiatric nursing. St. Louis : Mosby Year Book.
5. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric Nursing. St. Louis : Mosby Year Book.
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Metodologi Riset Keperawatan
Beban studi : 2 sks
Semester :
Prasyarat : Biostatistik

Deskripsi Cabang Ilmu :
Mata ajaran ini membahas konsep penelitian, perkembangan penelitian keperawatan, elemen penelitian, termasuk segi etik penelitian, dan pengelolaan penelitian keperawatan. Proses pembelajaran meliputi ceramah dan diskusi sertapenyusunan proposal keperawatan yang nantinya diharapkan dapat diteruskan menjadi bentuk penelitian keperawatan.

Tujuan Cabang Ilmu :
1. Memahami konsep dasar penelitian keperawatan
2. Memahami elemen dalam penelitian
3. Membuat proposal penelitian

Lingkup Bahasan :
1. Konsep dasar penelitian keperawatan
2. Area penelitian keperawatan
3. Jenis Penelitian Keperawatan (kuantitatif, kualitatif)
4. Elemen dalam penelitian : Masalah penelitian keperawatan, variabel, sampel kerangka penelitian, hipotesa, desain penelitian, metodologi penelitian, etika penelitian.
5. Membuat Proposal penelitian

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Penugasan (proposal)

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Burns, N., & Grove, SK (1993). The Practice of Nursing Research. Philadelphia, Saunders.
2. Hicks, C.M. (1990). Research and Statistic. New York, Prentice Hall
3. Polit, D.F. & Hungler, B.P. (1996). Nursing Research, Principle and Method, Philadelphia Lippincot Company.
4. Polit, D.F. (1996). Statistical Analysis for Nurses. Philadelphia : Lippincot Company.
5. Sutrisno Hadi (1992), Metodologi Riset. Jakarta, Andi Ofset.

















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Metodologi Keperawatan
Beban studi : 2 sks
Semester :
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu
Metodologi keperawatan merupakan bagian dari kelompok ilmu keperawatan dasar. Cabang ilmu ini berfokus pada kemampuan berfikir kritis untuk menyelesaikan masalah. Penekanan pada pendekatan proses keperawatan sebagai metodologi ilmiah dalam praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan latihan menyelesaikan masalah klien/kasus.

Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu menggunakan proses keperawatan sebagai metodologi ilmiah dalam menyelesaikan masalah-masalah klien yang ditemui dalam praktik keperawatan.

Lingkup Bahasan
1. Sejarah proses keperawatan didalam dan luar negeri
2. Definisi
3. Langkah-langkah proses keperawatan
4. Pencatatan dan pelaporan

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Carpenito, I.J. (1992). Nursing diagnosis : Aplication to clinical practice. (4th ed.). Philadelphia : J.B. Lippincott.
2. McFarland, G.K. dan Mc. Farlane E.A. (1993). Nursing diagnosis and intervention. (2nd ed.). St. Louis : Mosby – Year Book.
3. NANDA. (1991). Nursing diagnosis : definition and classification 1995 – 1996. North American Nursing Diagnosis Association.
4. Pinnel, N.N., & deMeneses, M. (1986). The Nursing process : theory, application, and related processes. Norwalk : A.C.C.
5. Yura, H., & Walsh, M.B. (1983). The Nursing process : assessing, planning, implementing, evaluating. (4th ed.). Conecticut : Appleton – Century – Crofts.
















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Konsep Dasar Keperawatan I (KDK I)
Beban studi : 2 sks
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Konsep dasar keperawatan merupakan bagian dari kelompok ilmu keperawatan dasar. Fokus cabang ilmu ini adalah pada teori dan model keperawatan, konsep sistem, konsep stress dan adaptasi, konsep kehilangan, konsep cemas, konsep diri, aspek spiritual, budaya dan seksualitas, konsep keluarga, konsep berubah, dan dinamika kelompok. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikkan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahami berbagai konsep dasar keperawatan dan mengintegrasikannya ke dalam cabang ilmu keperawatan lain, serta memodifikasi sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Konsep manusia
2. Konsep kebutuhan dasar manusia
3. Tumbuh Kembang dan konsep berubah
4. Manajemen Stres dan Kecemasdan
5. Sehat dan sakit serta homeostasis
6. Pendekatan sistem dalam keperawatan (pendidikan, pelayanan)
7. Konsep kehilangan dan Konsep diri
8. Belajar kritis dalam keperawatan
9. Model konseptual keperawatan
10. Aspek spiritual, budaya dan etnik pemberian asuhan keperawatan

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Bailon, Salvaction G. & Maglaya (1978). Family health nursing. Quezon City : Delima.
2. Chaska, N.L. (1990). The professional turning points. St. Louis : CV. Mosby Co.
3. Chinn, P.L. & Kramer, M.K. (1995) Theory and nursing : A systematic Approach. St. Louis : Mosby.
4. Danielson, C.B. dkk (1993). Families health and illnes : perspective on coping and intervention. St. Louis : Mosby.
5. Du Gas, B.W. (1983). Introduction to patient care : a comprehensive approach to nursing. Philadelphia : W.B. Saunders Co.
6. Frieman, M.M. (1986). Family nursing, theory and assessment. Norwalk : Appleton Century Craft.
7. Giger, J.N.(1995). Transcultural nursing : assessment and intervention. St. Louis Mosby.
8. Hames CC & Joseph, D.H. (1986). Basic Concepts of Helping : a holistic approach. Norwalk : ACC





STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Konsep Dasar Keperawatan II (KDK II)
Beban studi : 2 sks
Semester : 3
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Konsep dasar keperawatan merupakan bagian dari kelompok ilmu keperawatan dasar. Fokus cabang ilmu ini adalah pada teori dan model keperawatan, konsep sistem, konsep stress dan adaptasi, konsep kehilangan, konsep cemas, konsep diri, aspek spiritual, budaya dan seksualitas, konsep keluarga, konsep berubah, dan dinamika kelompok. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikkan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu memahami berbagai konsep dasar keperawatan dan mengintegrasikannya ke dalam cabang ilmu keperawatan lain, serta memodifikasi sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Aspek seksualitas dalam keperawatan
2. Konsep keluarga dalam keperawatan
3. Teori dan model keperawatan
4. Konsep berubah dalam keperawatan
5. Konsep dinamika kelompok
6. Konsep tumbuh kembang

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Bailon, Salvaction G. & Maglaya (1978). Family health nursing. Quezon City : Delima.
2. Chaska, N.L. (1990). The professional turning points. St. Louis : CV. Mosby Co.
3. Chinn, P.L. & Kramer, M.K. (1995) Theory and nursing : A systematic Approach. St. Louis : Mosby.
4. Danielson, C.B. dkk (1993). Families health and illnes : perspective on coping and intervention. St. Louis : Mosby.
5. Du Gas, B.W. (1983). Introduction to patient care : a comprehensive approach to nursing. Philadelphia : W.B. Saunders Co.
6. Frieman, M.M. (1986). Family nursing, theory and assessment. Norwalk : Appleton Century Craft.
7. Giger, J.N.(1995). Transcultural nursing : assessment and intervention. St. Louis Mosby.
8. Hames CC & Joseph, D.H. (1986). Basic Concepts of Helping : a holistic approach. Norwalk : ACC









STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Proses Keperawatan dan Kebutuhan Dasar Manusia I
(PKKDM I)
Beban studi : 4 sks (Program A)
Semester : 2
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Kebutuhan dasar manusia merupakan bagian dari kelompok ilmu keperawatan dasar. Fokus cabang ilmu ini pada ketrampilan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan menggunakan proses keperawatan, konsep dasar dan teori model keperawatan sebagai pendekatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu yang terkait dalam melakukan ketrampilan dasar untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperlukan dalam praktik keperawatan dan memodifikasinya sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
2. Proses Keperawatan
- Pengkajian
- Diagnosa keperawatan
- Perencanaan
- Tindakan keperawatan
- Evaluasi
3. Body alignment
4. Mobilisasi
5. Aktifitas dan ROM
6. Istirahat – tidur dan pengaturan posisi yang nyaman
7. Kebersihan diri
8. Tanda-tanda vital
9. Kebersihan lingkungan
10. Eliminasi
11. Kebutuhan Nutrisi
12. Nyeri dan Kenyamanan

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktyik laboratorium










Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Curren, A.M. & Munday, L.D.(1995). Math for meds : Dosages and solutin. (7th ed). San Diego, CA : W.I. Publication.
2. Ellis, J.R., Nowlis, E.A. & Bens, P.M. (1996). Modules for basic nursing skill. (6th ed.). Philadelphia : Lipicontt-Reven Publisher.
3. Kozier, B., Erb. G. & Oliver, R. (1996). Fundamentals of nursing : concepts, process practice (4th ed). California : Addison Wesley Publishing Co.
4. Perry, A.G. & Potter, P.A. (1994). Clinical nursing skills & techniques. (3nd ed). St. Louis : Mosby – Year Book.
5. Potter, P.A., & Perry, A.G. (1993). Fundamentals of nursing : concepts, process & practice (3nd ed). St. Louis : Mosby – Year Book.
6. Sims, L.K. D’amino, Stiesmeyer, J.K. & Webster, J.K. & Webster, J.A. (1995). Health assessment in nursing. California : Addison Wesley Publishing Co.












































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Proses Keperawatan dan Kebutuhan Dasar Manusia II
(PKKDM II)
Beban studi : 4 sks
Semester : 3
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Kebutuhan dasar manusia merupakan bagian dari kelompok ilmu keperawatan dasar. Fokus cabang ilmu ini pada ketrampilan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan menggunakan proses keperawatan, konsep dasar dan teori model keperawatan sebagai pendekatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah, diskusi dan praktik laboratorium.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu yang terkait dalam melakukan ketrampilan dasar untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperlukan dalam praktik keperawatan dan memodifikasinya sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Proses Keperawatan (lanjutan)
2. Oksigenasi
3. Cairan dan elektrolit
4. Rawat inap dan rawat jalan
5. Trauma dan perawatan Luka
6. Pemberian obat-obatan
7. Perawatan terminal Illnes
8. Penatalksanaan Persiapan pemeriksaan Penunjang

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktikum laboratorium

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Curren, A.M. & Munday, L.D.(1995). Math for meds : Dosages and solutin. (7th ed). San Diego, CA : W.I. Publication.
2. Ellis, J.R., Nowlis, E.A. & Bens, P.M. (1996). Modules for basic nursing skill. (6th ed.). Philadelphia : Lipicontt-Reven Publisher.
3. Kozier, B., Erb. G. & Oliver, R. (1996). Fundamentals of nursing : concepts, process practice (4th ed). California : Addison Wesley Publishing Co.
4. Perry, A.G. & Potter, P.A. (1994). Clinical nursing skills & techniques. (3nd ed). St. Louis : Mosby – Year Book.
5. Potter, P.A., & Perry, A.G. (1993). Fundamentals of nursing : concepts, process & practice (3nd ed). St. Louis : Mosby – Year Book.
6. Sims, L.K. D’amino, Stiesmeyer, J.K. & Webster, J.K. & Webster, J.A. (1995). Health assessment in nursing. California : Addison Wesley Publishing Co.





STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Pendidikan Dalam Keperawatan
Beban studi : 2 sks
Semester : 2 (Prog B) / (3 Prog A)
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus pada konsep dasar pendidikan berkaitan dengan hakekat manusia sebagai makhluk yang dapat / perlu dididik. Prinsip pembelajaran dikelas dan diinstitusi pelayanan dan pengelolaan proses pembelajaran dalam keperawatan.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah mengikuti mata ajaran ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar dan prinsip-prinsip pendidikan
2. Memahami komponen pembelajaran keperawatan
3. Mempersiapkan desain instruksional suatu unit pembelajaran
4. Melaksanakan pengajaran kelas dan klinik

Lingkup Bahasan :
1. Teori pendidikan
2. Konsep dasar pendidikan
3. Komponen pengajaran keperawatan
4. Desain instruksional termasuk tujuan belajar, metode pengajaran media dan evaluasi
5. Teknik pengajaran

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Praktikum

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Fuzard. B. (1995). Inovative Teaching Strategies in nursing. Maryland, An Aspen Publication.
2. Madyo Eko Susilo. (1993). Dasar-dasar pendidikan. Semarang penerbit Effar Publising.
3. Watts (1990). Handbook of clinical teaching. London. Churchill Livingstone.
4. Tornyay. R. Thomson, M.A. (1982). Strategies for teaching nursing. New York, John Willey & Sons.
5. Doak, C.C. & Doak L.G., & Root, J.H. (1996). Teaching Patient with Low Literacy Skills. (2nd ed). Philadelphia : J.B. Lippincott Company.
















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Komunikasi Keperawatan
Beban studi : 2 sks
Semester :
Prasyarat : Komunikasi Umum

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus cabang ilmu ini membahas tentang konsep komunikasi terapeutik dan penggunanan diri sendiri secara terapeutik. Pemahaman cabang ilmu ini merupakan landasan utama dalam mengitegrasikan kemampuan profesional perawat dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan profesional dalam keperawatan klinik dan komunikasi. Pengalaman belajar meliputi cerama, diskusi dan pembahasan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini,mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan
2. Menerapkan konsep penggunaan diri sendiri secara teraputik
3. Prinsip-prinsip komunikasi dalam keperawatan
4. Menerapkan konsep komunikasi terapeutik dan penggunaan diri sendiri pada kasus tertentu.

Lingkup Bahasan :
1. Penggunaan diri secara terapeutik
2. Evaluasi diri tentang faktor pendorong dan penghambat dalam hubungan interpersonal
3. Sikap dan teknik komunikasi terapeutik pelayaann/asuhan
4. Tahapan hubungan yang terapeutik
5. Aplikasi komunikasi dalam berbagai keperawatan

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Kozier, B. (dkk).(1985). Fundamental of Nursing : concepts process and practice Redwood City : Addison Wesley.
2. Potter, P.A. & Perry, A.G. (1993). Fundamental of Nursing Consepts, Process and Practice. Third Edition. St. Louis : Mosby Year Book..
3. Stuart, G.W. & Sundee, S.J. (1995). Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Third edition. Philadelphia : C. B. Mosby.
4. Stuart, G.W. & Sundee, S.J. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. (ed Indonesia). Jakarta : EGC












STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Manajemen Keperawatan
Beban studi : 2 sks (prog B)
Semester : 3
Prasyarat : Keperawatan klinik

Deskripsi Cabang Ilmu :
Manajemen keperawatan mempelajari bagaimana mengelola sekelompok perawat dengna menggunakan fungsi manajemen sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Fokus cabang ilmu membahas tentang teori-teori manajemen dan kepemimpinan untuk memberikan pelayanan keperawatan profesional. Penekanannya meliputi penggunaan ketrampilan manajemen dan kepemimpinan dalma usaha pasien secara menyeluruh dalam manajemen pelayanan keperawatan dan dalam memprakarsai perubahanyang efektif dalam sistem asuhan keperawatan. Bentuk pengalaman belajar meliputi kuliah, diskusi dan praktik lapangan seminar digunakan untuk mensintesis konsep-konsep dari mata ajaran pokok.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep-konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan
2. Menerapkan prinsip dan keterampilan kepemimpinan dan manajemen dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien.

Lingkup Bahasan :
1. Kepemimpinan dalam keperawatan
2. Konsep manajemen keperawatan
3. Perencanaan kegiatan manajemen keperawatan
4. Pengorganisasian, aspek perilaku dan perubahan organisasi dan koordinasi
5. Ketenagaan, perencanaan, seleksi, rekruitmen dan pendualan
6. Pengarahan dan pemberian motivasi
7. Komunikasi dan ketegasan
8. Evaluasi penampilan kerja
9. Supervisi
10. Quality assurance
11. Manajemen asuhan keperawatan
12. Sistem manajemen keperawatan di Indonesia

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Burgess, (1988). Nursing management for advance. Sydney : CCH.S.
2. Dieneman, J.A. (1998). Nursing administration managing patient can. Connecticut : Appleton & Lange
3. Gillies, (1991). Nursing management. Philadelphia : W.B. Saunders.
4. Pugh, J.B. & Woodward-Smith, M.A. (1997). Nursing manager. Philadelphia : W. B. Saunders Company.
5. Swansburg (1990) Nursing management. Boston : Jones & Bartlett Publisher.
6. Journal of Nursing Administration




STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Pengantar Profesi Keperawatan
Beban studi : 1 sks
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu
Pengantar profesi keperawatan merupakan dasar dalam menghantarkan peserta didik sebagai calon anggota profesi keperawatan. Fokus pada pemahaman paradigma keperawatan dan keperawatan sebagai suatu profesi. Bentuk pengalaman belajar yang digunakan adalah ceramah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini , mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep paradigma keperawatan
2. Memahami konsep dan teori keperawatan
3. Mengintegrasikan berbagai konsep dan teori ke dalam cabang ilmu keperawatan lainny
4. Memahami keperawatan sebagai suatu profesi

Lingkup Bahasan :
1. Pengantar paradigma keperawatan
2. Konsep manusia dan kebutuhan dasar
3. Konsep sehat sakit
4. Konsep lingkungan
5. Konsep keperawatan
6. Pengertian teori dan model keperawatan
7. Perkembangan teori dan model keperawatan
8. Contoh teori dan model keperawatan
9. Aplikasi teori dan model pendidikan, pelayanan, penelitian
10. Pengertian, ciri-ciri dari karakteristik profesi
11. Keperawatan sebagai profesi caring
12. Penerapan perilaku caring dalam kehidupan sehari-hari dalam praktik keperawatan
13. Sejarah perkembangan pendidikan dan pelayanan keperawatan

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Chaska, N.L. (1990). The Nursing Profession : A time to speak. New York : McGraw Hill Book Company.
2. Chaska, N.L. (1990). The nursing profession : turning points. St. Louis : The C.V. Mosby Company.
3. McCloskey, J.C. dan Grace, H.K. (ed). (1990). Current issues in nursing. St. Louis : The C.V. Mosby Company.







STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Cama Cabang Ilmu : Keperawatan Medikal Bedah I
Beban studi : 3 sks (program B) / 4 sks (program A)
Semester : II / V
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus pada asuhan keperawatan klien dewasa yang mengalami dan/atau cederung mengalami perubahan fisiologis serta dengan/atau gangguan struktur akibat trauma atau penyakit yang sering/umum terjadi. Proses pembelajaran meliputi ceramah, diskusi, belajar berdasarkan masalah, praktik laboratorium dan klinik.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan medikal bedah
2. Mengelola asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami masalah kesehatan dan perubahan fungsi sistem tubuh.

Lingkup Bahasan :
1. Asuhan keperawatan pada gangguan sistem :
· Asuhan keperawatan sistem pernapasan
· Asuhan keperawatan sistem kardiovaskuler
· Asuhan keperawatan sistem persyarafan
· Asuhan keperawatan sistem pencernaan
· Asuhan keperawatan mata, telinga hidung dan tenggorokan
· Asuhan keperawatan sistem integumen

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktik laboratorium

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Black, J.M., Matassarin E. (1997). Medical Surgical Nursing, Clinical Management for continuity of care. J.B. Lippincott. Co.
2. Colmer, M.R. (1995). Morony’s surgery for nurses. (16th ed.). Livingstone : education low-priced Books sahere.
3. Donna. D.et.all (1991). Medical Surgical Nursing : a nursing process approach. The C.V. Mosby Co.
4. Luckman, & Sorensen (1990). Medical Surgical Nursing. Philadelphia : WB. Saunders Company
5. Pricella LeMode, Kaven M. Burke. (1996). Medical Surgical Nursing . Addison Wesley. New York.
6. R.L. Walton, M.D. Perawatan Luka. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
7. Hoole, J.A, Pickard, C.G. (et.al.) (1995). Patient Care Guidelines for Nurse Practitioners. (4th ed.) Philadelphia : JB. Lippincott Company







STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Cama Cabang Ilmu : Keperawatan Medikal Bedah II
Beban studi : 3 sks
Semester : 3
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus pada asuhan keperawatan klien dewasa yang mengalami dan/atau cederung mengalami perubahan fisiologis serta dengan/atau gangguan struktur akibat trauma atau penyakit yang sering/umum terjadi. Proses pembelajaran meliputi ceramah, diskusi, belajar berdasarkan masalah, praktik laboratorium dan klinik.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan medikal bedah
2. Mengelola asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami masalah kesehatan dan perubahan fungsi sistem tubuh.

Lingkup Bahasan :
Asuhan keperawatan pada gangguan sistem :
1. Asuhan keperawatan sistem Urinari
2. Asuhan keperawatan sistem Endokrin
3. Asuhan keperawatan sistem Muskuloskeletal
4. Asuhan keperawatan kasus penyakit onkologi
5. Asuhan keperawatan kasus penyakit gangguan Imunologi

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktik laboratorium

Buku Ajar yang dianjurkan
1. Black, J.M., Matassarin E. (1997). Medical Surgical Nursing, Clinical Management for continuity of care. J.B. Lippincott. Co.
2. Colmer, M.R. (1995). Morony’s surgery for nurses. (16th ed.). Livingstone : education low-priced Books sahere.
3. Donna. D.et.all (1991). Medical Surgical Nursing : a nursing process approach. The C.V. Mosby Co.
4. Luckman, & Sorensen (1990). Medical Surgical Nursing. Philadelphia : WB. Saunders Company
5. Pricella LeMode, Kaven M. Burke. (1996). Medical Surgical Nursing . Addison Wesley. New York.
6. R.L. Walton, M.D. Perawatan Luka. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
7. Hoole, J.A, Pickard, C.G. (et.al.) (1995). Patient Care Guidelines for Nurse Practitioners. (4th ed.) Philadelphia : JB. Lippincott Company









STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Cama Cabang Ilmu : Keperawatan Medikal Bedah I
Beban studi : 3 sks
Semester : 2
Prasyarat :
Deskripsi Cabang Ilmu
Fokus pada asuhan keperawatan klien dewasa yang mengalami dan/atau cederung mengalami perubahan fisiologis serta dengan/atau gangguan struktur akibat trauma atau penyakit yang sering/umum terjadi. Proses pembelajaran meliputi ceramah, diskusi, belajar berdasarkan masalah, praktik laboratorium dan klinik.

Tujuan Cabang Ilmu
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini mahasiswa mampu :
3. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan medikal bedah
4. Mengelola asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami masalah kesehatan dan perubahan fungsi sistem tubuh.

Lingkup Bahasan
1. Asuhan keperawatan pada gangguan sistem :
· Asuhan Keperawatan Sistem Pernapasan
· Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskuler
· Asuhan Keperawatan sistem persyarafan
· Asuhan Keperawatan Sistem Pencernaan
· Asuhan Keperawatan Mata, Telinga hidung dan tenggorokan

· Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan
· Immunologi
· Endokrin
· Persyarafan/integrasi
· Muskuluskeletal
2. Kelainan darah
3. Penyakit infeksi lain
4. Keganasan
Buku Ajar yang dianjurkan
8. Black, J.M., Matassarin E. (1997). Medical Surgical Nursing, Clinical Management for continuity of care. J.B. Lippincott. Co.
9. Colmer, M.R. (1995). Morony’s surgery for nurses. (16th ed.). Livingstone : education low-priced Books sahere.
10. Donna. D.et.all (1991). Medical Surgical Nursing : a nursing process approach. The C.V. Mosby Co.
11. Luckman, & Sorensen (1990). Medical Surgical Nursing. Philadelphia : WB. Saunders Company
12. Pricella LeMode, Kaven M. Burke. (1996). Medical Surgical Nursing . Addison Wesley. New York.
13. R.L. Walton, M.D. Perawatan Luka. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
14. Hoole, J.A, Pickard, C.G. (et.al.) (1995). Patient Care Guidelines for Nurse Practitioners. (4th ed.) Philadelphia : JB. Lippincott Company






STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Keperawatan Maternitas
Beban studi : 4 sks
Semester :
Prasyarat : Ilmu Keperawatan dasar, Biomedik Dasar

Deskripsi Cabang Ilmu :
Keperawatan meternitas membahas kesehatn wanita dengan atau tanpa masalah reproduksi. Fokus caban gilmu ini pada konsep dan teori keperawatan serta kebijakan pemerintah dalma meningkatkan kesehatan wanita usia subur, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu setelah melahirkan dan bayinya sampai umur 40 hari pada kondisi normal maupun resiko tinggi beserta keluarga, wanita diantara dua masa kehamilan, dan wanita diluar masa kehamilan. Proses pembelajaran adalah melalui kuliah, diskusi kelompok, praktik laboratorium, praktik klinik dan pengalaman belajar lapangan

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami berbagai konsep yang berhubungan dengan keperawatan maternitas
2. Memahami kebijakan pemerintah dalam kesehatan ibu dananak (bayi baru lahir)
3. Memberikan asuhan keperawatan pada wanita usia subur, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu setelah melahirkan dan bayinya sampai usia 40 hari dan keluarganya pada kondisi normal maupun resiko tinggi dan keluarganya
4. Memberikan asuhan keperawatan pada wanita diantar dua masa kehamilan
5. Memberikan asuhan keperawatan pada wanita diluar masa reproduksi

Lingkup Bahasan :
1. Perspektif keperawatan maternitas
2. Aspek legal dan etik dalam keperawatan maternitas
3. Fisiologi sistem reproduksi wanita pada masa diluar kehamilan, masa kehamilan , masa persalinan dan masa nifas
4. Asuhan keperawatan pada masa antenatal
5. Asuhan keperawatan pada masa intra natal
6. Asuhan keperawatan pada masa post natal
7. Asuhan keperawatan masa nifas
8. Asuhan keperawatan ibu resiko tinggi, kelainan obstetri dan klimakterium
9. Asuhan keperawatan wanita diantara dua masa kehamilan
10. Peran perawat maternitas dimasyarakat
11. Keluarga Berencana
12. Masalah-masalah reproduksi wanita
13. Obat-obatan yang digunakan dalam kasus-kasus obstetri/ginekologi
14. Penatalaksanaan masalah obstetri dan ginekologi

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktik laboratorium






Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Auvenshine, M.A. & Enriquez, M.G. (1990). Comprehensive Maternity Nursing, Perinatal and Women’s Health, Boston :Jones and Barlett
2. Beischer, N.A. & Mackey, E.V. (1997). Obstetric and the Newborn for Midwives and Medical Students. Toronto : W.B. Saunders Co.
3. Bobak, I. M. & Jensen, M.D. (1993). Maternity & Ginecology Care : The Nurse and the familiy (5 th ed). St. Louis : C.V. Mosby Company
4. Cohen, S.M. Kenner, C.A. & Hollingsworth, A. O. (1991). Maternal, Neonatal & Women’s Health Nursing. Pensylvania : Springhouse Corporation
5. May, K.A. & Mahlmeister, L.R. (1990). Comprehensive Maternity Nursing : Nursing Process and the Childbearing Family. Philadelphia : J.B. Lipincott Company














































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Keperawatan Anak
Beban studi : 3 sks
Semester :
Prasyarat : Ilmu Dasar keperawatan

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu keperawatan anak merupakan dasar dalam menghasilkan peserta didik agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang aman dan efektif bagi anak sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya baik sehat maupun sakit, baik langsung maupun tidak langsung di rumah, masyarakat, maupun rumah sakit dengan menerapkan berbagai upaya dan prinsip keperawatan anak dan menggunakan proses keperawatan anak sebagai pendekatan. Pengalaman belajar meliputi kuliah, diskusi kelompok kecil, praktik laboratorium, praktik klinik dan praktik lapangan

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar untuk memberikan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif bagi neonatur, bayi, anak dan remaja sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, baik sehat maupun sakit
2. Menerapkan teori, konsep dan prinsip perawatan anak
3. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan
4. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit akut
5. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit kronis
6. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit mengancam kehidupan

Lingkup Bahasan :
1. Pengantar ilmu kesehatan anak
2. Masalah kesehatan bayi, anak dan remaja di Indonesia dan kebijakan pemerintah untuk menanggulanginya
3. Tumbuh kembang anak (neonatus, bayi, balita, anak sekolah dan remaja)
4. Implementasi perawatan traumatik pada intervensi keperawatan yang khusus anak
5. Ilmu penyakit anak akut
6. Asuhan keperawatan pada anak yang menderita sakit akut
7. Ilmu penyakit anak kronis
8. Masalah perawatan pada anak sakit kronis
9. Penyakit dan Intervensi medis terhadap kelainan atau cacat bawaan
10. Masalah perawatan pada anak yang sakit yang mengancam kehidupan
11. Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
12. Kasus Penyakit anak yang mengancam kehidupan
13. Manajemen terpadu balita sakit

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktik laboratorium

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Alexander, M.M. dan M.S. Brown. (1974). Pediatric Physical Diagnosis of Nurses. New York : Mc Graw Hill Book Company
2. Behrman, R.E. (dkk).(1996). Textbook of pediatric. Philadelphia : W.B. Sauders Company.
3. Brazelton, T.B. (1993). Touchpoints. Your child’s emotional and behavioral development. London : Penguin Group.
4. Greenberg. (1987). Application of Nursing process to child health care. Philadelphia : Mosby Year Book.
5. Hart, R. (dkk) (1992).Therapeutic play activities for hospitalized children. St. Louis : Mosby Year Book.
6. Lammon, C.B. (1995). Clinical Nursing Skills. Philadelphia : W. B. Saunders Company.
7. Mott, S.R. (dkk) (1990). Nursing care of children and families. Redwood City : Addison Wesley.
8. Nettina, S.M. (1996). The Lippincott manual of nursing practice. Philadelphia : Lippincott.
9. Whaley, L.F. & Wong, D.L. (1995). Nursing care of infants and children. St. Louis : Mosby Year Book.
10. Wong, D.I. Kaspirisin, C., A., Hess C. (1996). Clinical manual of pediatric nursing. St. Louis : Mosby.
11. Hilton, Tessa. (1991). The great ormond street book of baby & child care. London : The Bolden Head.
12. Hay, W.W. (et.al.) (1997). Current Pediatric Diagnosis and Treatment. Connecticut : Appleton & Lange.








































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Keperawatan Anak I
Beban studi : 2 sks (program A)
Semester :
Prasyarat : Ilmu Dasar keperawatan

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu keperawatan anak merupakan dasar dalam menghasilkan peserta didik agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang aman dan efektif bagi anak sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya baik sehat maupun sakit, baik langsung maupun tidak langsung di rumah, masyarakat, maupun rumah sakit dengan menerapkan berbagai upaya dan prinsip keperawatan anak dan menggunakan proses keperawatan anak sebagai pendekatan. Pengalaman belajar meliputi kuliah, diskusi kelompok kecil, praktik laboratorium, praktik klinik dan praktik lapangan

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar untuk memberikan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif bagi neonatur, bayi, anak dan remaja sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, baik sehat maupun sakit
2. Menerapkan teori, konsep dan prinsip perawatan anak
3. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan
4. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit akut
5. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit kronis
6. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit mengancam kehidupan

Lingkup Bahasan :
1. Asuhan keperawatan pada anak yang menderita penyakit non infeksi (akut/kronis)
2. Masalah perawatan pada anak yang sakit yang mengancam kehidupan
3. Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
4. Manajemen terpadu balita sakit

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktik laboratorium

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Alexander, M.M. dan M.S. Brown. (1974). Pediatric Physical Diagnosis of Nurses. New York : Mc Graw Hill Book Company
2. Behrman, R.E. (dkk).(1996). Textbook of pediatric. Philadelphia : W.B. Sauders Company.
3. Brazelton, T.B. (1993). Touchpoints. Your child’s emotional and behavioral development. London : Penguin Group.
4. Greenberg. (1987). Application of Nursing process to child health care. Philadelphia : Mosby Year Book.
5. Hart, R. (dkk) (1992).Therapeutic play activities for hospitalized children. St. Louis : Mosby Year Book.
6. Lammon, C.B. (1995). Clinical Nursing Skills. Philadelphia : W. B. Saunders Company.
7. Mott, S.R. (dkk) (1990). Nursing care of children and families. Redwood City : Addison Wesley.
8. Nettina, S.M. (1996). The Lippincott manual of nursing practice. Philadelphia : Lippincott.
9. Whaley, L.F. & Wong, D.L. (1995). Nursing care of infants and children. St. Louis : Mosby Year Book.
10. Wong, D.I. Kaspirisin, C., A., Hess C. (1996). Clinical manual of pediatric nursing. St. Louis : Mosby.
11. Hilton, Tessa. (1991). The great ormond street book of baby & child care. London : The Bolden Head.
12. Hay, W.W. (et.al.) (1997). Current Pediatric Diagnosis and Treatment. Connecticut : Appleton & Lange.

















































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Nama Cabang Ilmu : Keperawatan Anak II
Beban studi : 2 sks
Semester :
Prasyarat : Ilmu Dasar keperawatan

Deskripsi Cabang Ilmu :
Ilmu keperawatan anak merupakan dasar dalam menghasilkan peserta didik agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang aman dan efektif bagi anak sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya baik sehat maupun sakit, baik langsung maupun tidak langsung di rumah, masyarakat, maupun rumah sakit dengan menerapkan berbagai upaya dan prinsip keperawatan anak dan menggunakan proses keperawatan anak sebagai pendekatan. Pengalaman belajar meliputi kuliah, diskusi kelompok kecil, praktik laboratorium, praktik klinik dan praktik lapangan

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar untuk memberikan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif bagi neonatur, bayi, anak dan remaja sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, baik sehat maupun sakit
2. Menerapkan teori, konsep dan prinsip perawatan anak
3. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan
4. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit akut
5. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit kronis
6. Memberikan asuhan keperawatan pada anak yang sakit mengancam kehidupan

Lingkup Bahasan :
1. Asuhan keperawatan pada anak yang menderita penyakit non infeksi (akut/kronis)
2. Masalah perawatan pada anak yang sakit yang mengancam kehidupan
3. Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
4. Manajemen terpadu balita sakit

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktik laboratorium

Buku Ajar yang dianjurkan :
13. Alexander, M.M. dan M.S. Brown. (1974). Pediatric Physical Diagnosis of Nurses. New York : Mc Graw Hill Book Company
14. Behrman, R.E. (dkk).(1996). Textbook of pediatric. Philadelphia : W.B. Sauders Company.
15. Brazelton, T.B. (1993). Touchpoints. Your child’s emotional and behavioral development. London : Penguin Group.
16. Greenberg. (1987). Application of Nursing process to child health care. Philadelphia : Mosby Year Book.
17. Hart, R. (dkk) (1992).Therapeutic play activities for hospitalized children. St. Louis : Mosby Year Book.
18. Lammon, C.B. (1995). Clinical Nursing Skills. Philadelphia : W. B. Saunders Company.
19. Mott, S.R. (dkk) (1990). Nursing care of children and families. Redwood City : Addison Wesley.
20. Nettina, S.M. (1996). The Lippincott manual of nursing practice. Philadelphia : Lippincott.
21. Whaley, L.F. & Wong, D.L. (1995). Nursing care of infants and children. St. Louis : Mosby Year Book.
22. Wong, D.I. Kaspirisin, C., A., Hess C. (1996). Clinical manual of pediatric nursing. St. Louis : Mosby.
23. Hilton, Tessa. (1991). The great ormond street book of baby & child care. London : The Bolden Head.
24. Hay, W.W. (et.al.) (1997). Current Pediatric Diagnosis and Treatment. Connecticut : Appleton & Lange.

















































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama cabang Ilmu : Keperawatan Jiwa
Beban studi : 3 sks ( program B )
Semester : II
Prasyarat : Konsep Dasar Keperawatan, Psikologi Umum, Sosiologi Umum,
Komunikasi Keperawatan

Deskripsi Cabang Ilmu :
Cabang ilmu ini membahas tentang klien sebagai sistem yan gadaptif dalam rentang respons sehat jiwa sampai gangguanjiwa, psikodinamika, terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier terhadap klien dengan masalah bio-psiko-sosio-spiritual dan gangguan kesehatna jiwa. Hubungan terapeutik secara individu dan dalam konteks keluarga, danpenerapan terapi modalitas keperawatan akan didiskusikan. Selain itu akan dibahas juga kecenderungan dan masalah/isu kesehatn jiwa di Indonesia serta peran perawat dalam penanggulangannya. Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa pada bidang keperawatan lain. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi, praktika, pengalaman belajar klinik, pengalaman belajar lapangan dan pembahasan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami perkembangan pelayanan kesehatan keperawatan jiwa sebagai pelayanan profesional
2. Memahami perkembangan jiwa manusia dna psikodinamika terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa
3. Menjelaskan berbagai masalah keperawatan jiwa dan psikodinamikanya
4. Mengintegrasikan konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa dan masalah keperawatan jiwa dalam pelayanan/asuhan keperawawtan jiwa dan bidang keperawatan dan bidang keperawatan lain
5. Menampilakan pemberian pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dengan menggunakan komunikasi keperawatan terapeutik, penggunaan diri secara terapeutik, terapi modalitas keperawatan secara mandiri maupun kolaborasi melalui pendekatan proses keperawatan
6. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa
7. Menganalisa kecenderungan dan isu dalam keperawatan jiwa
8. Mengidentifikasi area riset terkait dengan kesehatan dan keperawatan jiwa

Lingkup Bahasan :
1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa
a) Perkembangan keperawatan jiwa
b) Psikodinamika terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa
c) Model kesehatan keperawatan jiwa
d) Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan/keperawatan jiwa
e) Keperawatan / kesehatan jiwa keluarga dan masyarkat
2. Keperawatan masalah psiko-sosial
3. Ilmu Penyakit Jiwa
a. Jenis-jenis penyakit gangguan jiwa dan penggolongannya
b. Diagnosia penyakit gangguan jiwa
c. Terapi gangguan jiwa moderen/terkini
4. Keperawatan masalah keperawatan jiwa (perilaku kekerasan, perilaku mencederai diri, gangguan hubungan sosial, ganguan alam perasaan, gangguan orientasi realtias/respon neurobiolotis, gangguan kognitif, gangguang penggunaan NAZA)





5. Analisa Proses Interaksi
6. Keperawatan jiwa anak dan remaja
7. Keperawatan jiwa usia lanjut
8. Psikofarmakologi
9. Terapi modalitas keperawatan
10. Terapi aktifitas kelompok
11. Isu dan kecenderungan kesehatan/keperawatan jiwa

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Fortinash, C.M. & Holliday, P.A. (1991). Psychiatric Nursing Care Plan. St. Louis : Mosby Year Book.
2. Pasquali, E.A, & Arnold, H.N. & DeBasio, N. (1989) Mental Health Nursing : A psycho : A. Holistic approach, St. Louis :The C.V Mosby Company
3. Keltner, N.L. & schuecke. L.H. & Bostrom, C.E. (1991). Psychiatric nursing : A psycho terapeutic management approach. St. Louis : Mosby Year Book
4. Rawlin, R.P. & Heacock, P.E. (1993). Clinical manual of psyciatric nursing. St. Louis : Mosby Year Book
5. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. St. Louis Year Book
6. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Pocket guide to psychiatric nursing. St. Louis Year Book
7. Towsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing : concepts of care. Second edition. Philadelphia : Davis Company.
8. Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (198). Principles and practice of psychiatric nursing. St. Louis : Mosby Year Book
9. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Buku saku : Keperawatan Jiwa (ed Indonesia). Jakarta : EGC
10. Townsend, M.C. (1995). Buku saku : Diangosa Keperawatan pada keperawatan psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana perwatan. (ed Indonesia). Jakarta : EGC




















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama cabang Ilmu : Keperawatan Jiwa I
Beban studi : 2 sks ( program A )
Semester : V
Prasyarat : Konsep Dasar Keperawatan, Psikologi Umum, Sosiologi Umum,
Komunikasi Keperawatan

Deskripsi Cabang Ilmu :
Cabang ilmu ini membahas tentang klien sebagai sistem yan gadaptif dalam rentang respons sehat jiwa sampai gangguanjiwa, psikodinamika, terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier terhadap klien dengan masalah bio-psiko-sosio-spiritual dan gangguan kesehatna jiwa. Hubungan terapeutik secara individu dan dalam konteks keluarga, danpenerapan terapi modalitas keperawatan akan didiskusikan. Selain itu akan dibahas juga kecenderungan dan masalah/isu kesehatn jiwa di Indonesia serta peran perawat dalam penanggulangannya. Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa pada bidang keperawatan lain. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi, praktika, pengalaman belajar klinik, pengalaman belajar lapangan dan pembahasan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Memahami perkembangan pelayanan kesehatan keperawatan jiwa sebagai pelayanan profesional
2. Memahami perkembangan jiwa manusia dna psikodinamika terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa
3. Menjelaskan berbagai masalah keperawatan jiwa dan psikodinamikanya
4. Mengintegrasikan konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa dan masalah keperawatan jiwa dalam pelayanan/asuhan keperawawtan jiwa dan bidang keperawatan dan bidang keperawatan lain
5. Menampilakan pemberian pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dengan menggunakan komunikasi keperawatan terapeutik, penggunaan diri secara terapeutik, terapi modalitas keperawatan secara mandiri maupun kolaborasi melalui pendekatan proses keperawatan
6. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa
7. Menganalisa kecenderungan dan isu dalam keperawatan jiwa
8. Mengidentifikasi area riset terkait dengan kesehatan dan keperawatan jiwa

Lingkup Bahasan :
1. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa
Perkembangan keperawatan jiwa
Psikodinamika terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa
Model kesehatan keperawatan jiwa
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan/keperawatan jiwa
Keperawatan / kesehatan jiwa keluarga dan masyarkat
2. Keperawatan masalah psiko-sosial
3. Keperawatan masalah keperawatan jiwa (perilaku kekerasan, perilaku mencederai diri, gangguan hubungan sosial, ganguan alam perasaan, gangguan orientasi realtias/respon neurobiolotis, gangguan kognitif, gangguang penggunaan NAZA)






Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Fortinash, C.M. & Holliday, P.A. (1991). Psychiatric Nursing Care Plan. St. Louis : Mosby Year Book.
2. Pasquali, E.A, & Arnold, H.N. & DeBasio, N. (1989) Mental Health Nursing : A psycho : A. Holistic approach, St. Louis :The C.V Mosby Company
3. Keltner, N.L. & schuecke. L.H. & Bostrom, C.E. (1991). Psychiatric nursing : A psycho terapeutic management approach. St. Louis : Mosby Year Book
4. Rawlin, R.P. & Heacock, P.E. (1993). Clinical manual of psyciatric nursing. St. Louis : Mosby Year Book
5. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. St. Louis Year Book
6. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Pocket guide to psychiatric nursing. St. Louis Year Book
7. Towsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing : concepts of care. Second edition. Philadelphia : Davis Company.
8. Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (198). Principles and practice of psychiatric nursing. St. Louis : Mosby Year Book
9. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Buku saku : Keperawatan Jiwa (ed Indonesia). Jakarta : EGC
10. Townsend, M.C. (1995). Buku saku : Diangosa Keperawatan pada keperawatan psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana perwatan. (ed Indonesia). Jakarta : EGC































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama cabang Ilmu : Keperawatan Jiwa II
Beban studi : 2 sks ( program A )
Semester : VI
Prasyarat : Konsep Dasar Keperawatan, Psikologi Umum, Sosiologi Umum,
Komunikasi Keperawatan

Deskripsi Cabang Ilmu :
Cabang ilmu ini membahas tentang klien sebagai sistem yan gadaptif dalam rentang respons sehat jiwa sampai gangguanjiwa, psikodinamika, terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa yang umum di Indonesia. Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier terhadap klien dengan masalah bio-psiko-sosio-spiritual dan gangguan kesehatna jiwa. Hubungan terapeutik secara individu dan dalam konteks keluarga, danpenerapan terapi modalitas keperawatan akan didiskusikan. Selain itu akan dibahas juga kecenderungan dan masalah/isu kesehatn jiwa di Indonesia serta peran perawat dalam penanggulangannya. Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa pada bidang keperawatan lain. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi, praktika, pengalaman belajar klinik, pengalaman belajar lapangan dan pembahasan kasus.

Tujuan Cabang Ilmu :
1. Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
2. Memahami perkembangan pelayanan kesehatan keperawatan jiwa sebagai pelayanan profesional
3. Memahami perkembangan jiwa manusia dna psikodinamika terjadinya masalah kesehatan/keperawatan jiwa
4. Menjelaskan berbagai masalah keperawatan jiwa dan psikodinamikanya
5. Mengintegrasikan konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa dan masalah keperawatan jiwa dalam pelayanan/asuhan keperawawtan jiwa dan bidang keperawatan dan bidang keperawatan lain
6. Menampilakan pemberian pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dengan menggunakan komunikasi keperawatan terapeutik, penggunaan diri secara terapeutik, terapi modalitas keperawatan secara mandiri maupun kolaborasi melalui pendekatan proses keperawatan
7. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa
8. Menganalisa kecenderungan dan isu dalam keperawatan jiwa
9. Mengidentifikasi area riset terkait dengan kesehatan dan keperawatan jiwa

Lingkup Bahasan :
1. Analisa Proses Interaksi
2. Keperawatan jiwa anak dan remaja
3. Keperawatan jiwa usia lanjut
4. Psikofarmakologi
5. Terapi modalitas keperawatan
6. Terapi aktifitas kelompok
7. Isu dan kecenderungan kesehatan/keperawatan jiwa

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar




Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Fortinash, C.M. & Holliday, P.A. (1991). Psychiatric Nursing Care Plan. St. Louis : Mosby Year Book.
2. Pasquali, E.A, & Arnold, H.N. & DeBasio, N. (1989) Mental Health Nursing : A psycho : A. Holistic approach, St. Louis :The C.V Mosby Company
3. Keltner, N.L. & schuecke. L.H. & Bostrom, C.E. (1991). Psychiatric nursing : A psycho terapeutic management approach. St. Louis : Mosby Year Book
4. Rawlin, R.P. & Heacock, P.E. (1993). Clinical manual of psyciatric nursing. St. Louis : Mosby Year Book
5. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Principles and practice of psychiatric nursing. St. Louis Year Book
6. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Pocket guide to psychiatric nursing. St. Louis Year Book
7. Towsend, M.C. (1996). Psychiatric mental health nursing : concepts of care. Second edition. Philadelphia : Davis Company.
8. Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (198). Principles and practice of psychiatric nursing. St. Louis : Mosby Year Book
9. Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Buku saku : Keperawatan Jiwa (ed Indonesia). Jakarta : EGC
10. Townsend, M.C. (1995). Buku saku : Diangosa Keperawatan pada keperawatan psikiatri : Pedoman untuk pembuatan rencana perwatan. (ed Indonesia). Jakarta : EGC




































STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Keperawatan Gawat Darurat
Beban studi : 2 sks (prog B)
Semester : 3
Prasyarat : Keperawatan Medikal Bedah, Kep. Maternitas, Kep. Anak, Kep. Jiwa

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus pada pemberian asuhan keperawawtan klien/pasien termasuk anak yang mempunyai masalah aktual danpotensial yang mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak dapat diperkirakan dan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungking terjadi menggunakan pendekatan sistem dan holistik termasuk penggunaan teknologi maju. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan ceramah, diskusi, studi kasus, praktik laboratorium, praktik klinik.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampu :
1. Mengelola asuhan keperawatan klien dengan kondisi kedaruratan dan kegawatan
2. Menggunakan peralatan khusus untuk melakukan tindakan yang spesifik pada pengelolaan gawat kegawatan.

Lingkup Bahasan :
1. Konsep dasar keperawatan gawat darurat
2. Sistem pelayanan keperawatan gawat darurat pra rumah sakit, unit gawa darurat, dan unit perawatan intensif
3. Keperawatan klien dengan kegawatan :
a) Sistem pernafasan
b) Sistem kardiovaskuler
c) Sistem persyarafan
d) Sistem pencernaan
e) Sistem endokrin
f) Sistem perkemihan
g) Sistem Integumen
h) Sistem muskuloskeletal
i) Sistem reproduksi

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar
4. Praktik laboratorium

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Hudak, C.M. et.all. (1997). Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC
2. Lyne A. Thelan, Joseph, K.D. (1994). Critica Care Nursing Diangosis and Management. St. Louis : Mosby.
3. dll.







STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas
Beban studi : 2 sks (prog B)
Semester : 3
Prasyarat : Ilmu Sosial dan masalah kesehatan, antropologi kesehatan, ilmu
politik, demografi dan statistik kesehatan, epidemiologi, kesehatan
lingkungan, biostatistik, konsep dasar keperawatan.

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus cabang ilmu ini membahas tentang konsep dasar kesehatan dan keperawatan komunitas, program-program kesehatan/kebijakan pemerintah dalam menanggulangi masalah kesehatan utama di Indonesia, asuhan keperawatn komuntas dan pembahasan tentang isu kecenderungan maslah kesehatan komunitas dalam konteks pelayanan kesehatan utama dengan penekanan pada peningkatan kesehatan, pencgahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Cabang ilmu ini berguna dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan diberbagai tatanan pelayanan kesehatan,khususnya dipelayanan keperawatan komunitas. Pengalaman belajar meliputi ceramah,diskusi pembahasan kasus, pengalaman belajar lapangan.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah mempelajari cabang ilmu ini , mahasiswa diharapkan mampu :
1. Membedakan konsep dasar kesehatn komunitas dan keperawatan komunitas
2. Mengidentifikasikan kebijakan/program-program pokok kesehatan komunitas
3. Menampilkan konsep dasar kesehatan komunitas dan keperawatan komunitas, kebijakan/program-program pokok kesehatan dalam pelayanan/asuhan keperawatan komunitas
4. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas

Lingkup Bahasan :
1. Konsep dasar kesehatan komunitas dan keperawatan komunitas
2. Kebijakan pemerintah / program-program pokok kesehatan untuk menanggulangi masalah kesehatan utama di Indonesia
3. Asuhan keperawatan komunitas
4. Isyu dan kecenderungan dalam keperawatan komunitas

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Anderson, E.T. dan Mc. Farlane, J.M. Community as client : Philadelphia : J.B. Lippincott, Co.
2. Freeman R. And Heinrich J. Community Nursing Practice. Philadelphia : W.B. Saunders. Co.
3. Higgs, Z.R. and Gutafson, D.D. Community as client : Assessment and diagnosis. Philadelphia : F.A. Davis Co.
4. Logan B.B. and Dawkins, C.E. Family centered in the community. California : Addison – Wesley Pub.
5. Stanhope, and Lancapter, J. Community health nursing : Process and practice for promoting health. St.Louis : Mosby Years Book.
6. Smit, C.M. and Maurer, F.A. (1995). Community Health Nursing : Theory and Practice. Philadelphia : WB. Saunders, Co.
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Keperawatan Keluarga
Beban studi : 2 sks (prog B)
Semester : 3
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus cabang ilmmu ini membahas tentang asuhan keperawatan keluarga pad atiap tahapan tumbuh kembang keluarga meliputi : pasangan keluarga yang baru menikah, keluarga dan balita, keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga dengan ibu hamil dan menyusui, sertamasalah keluarga terkait dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia, pembahasan tentang isyu dankecenderungan dalam keperawatan keluarga dengan penekanan pad aupaya peningkatan kesehatan pencegahan penyakit dan pemeriliharaan kesehatna keluarga. Cabang ilmu ini akan berguna dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan diberbagai tatanan pelayanan kesehatna, khususnya dipelayanan keperawatan keluarga. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi dan lapangan.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa diharapkn mampu :
1. Memahami konsep keluarga sejahtera dan adaptasi keluarga sesuai tahapan tumbuh kembang keluarga
2. Menampilkan konsep keluarga sejahtera dan adaptasi keluarga seuai dengan tahapan tumbuh kembang keluarga dalam pelayanan/asuhan keperawatan keluarga
3. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga

Lingkup Bahasan
1. Konsep keluarga sejahtera
2. Adaptasi keluarga pada pasangan yang baru menikah
3. Asuhan keperawatan keluarga dengan balita
4. Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
5. Asuhan keperawatan keluarga dengan remaja
6. Asuhan keperawatan keluarga ibu hamil dan menyusui
7. Asuhan keperawatan keluarga dewasa dengan masalah kesehatan prioritas di Indonesia
8. Isyu dan kecenderungan dalam keperawatan keluarga

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Seminar

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Bailon, S.G. and Maglaya, C.E. Family centered nursing in the community. Diliman :
2. Fieman. Family Nursing. Connecticut, ACC
3. Logan and Dawkins, C.E. Family Centered Nursing in the community. California : Addison Wesley Pub.
4. Wright, L.M. and Leahcy, M. Nurses and Family, a guides to family assessment and intervation. Philadelphia : F.A. Davis Co






STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN



Nama Cabang Ilmu : Keperawatan Gerontik
Beban studi : 3 sks (progam A)
Semester : 3
Prasyarat :

Deskripsi Cabang Ilmu :
Fokus cabang ilmu ini membahas tentang konsep dasar gerontik teori bio-psiko-sosio/kultural dan spriritual pada proses penuaan, kebutuhan nutrisi, istiraha/tidur, seksual lanjut usia, malah fisik dan psikososial pada lanjut ujia dan penerapannya pada asuhan keperawatan lansia dengan penekanan pada peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan lanjut usia. Cabang ilmu ini akan berguna dalam melaksanakan pelayana/asuhan keperawatan pada lanjut usia diberbagai tatanan pelayanan kesehatan, khususnya dikeluarga dan masyarakat. Pengalaman belajar meliputi ceramah, diskusi, pembahasan kasus dan pengalaman belajar lapangan.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini,mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami konsep dasar gerontik, teori bio-psiko-sosio/kultural dan spiritual pada proses penuaan serta keperawatan dasar pada lansia
2. Menampilkan konsep dasar gerontik, teori bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual pada proses penuaan dalam pelayanan/asuhan keperawatan gerontik
3. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik

Lingkup Bahasan :
1. Konsep dasar keperawatan gerontik
2. Teori bio-psiko-sosio/kultural dan spiritual pada proses penuaan
3. Asuhan keperawatan pada masalah kesehatan fisik yang lazim pada lanjut usia
4. Asuhan keperawatan masalah psikososial dan kultural yang lazim terjadi pada lansia
5. Asuhan keperawatan usia lanjut pada kelompok khusus
6. Terapi aktifitas kelompok usia lanjut
7. Asuhan keperawatan lanjut usia menjelang ajal
8. Peran keluarga dan komunitas dalam asuhan keperawatan lanjut usia
9. Isu dan kecenderungan masalah kesehatan yang tejadi pada kelompok lanjut usia

Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab

Buku Ajar yang dianjurkan :
1. Giovella, E.C. and Bevil C.W. Nursing care of aging client : promoting health adaptation. Norwalk : Appleton century – Croft
2. Johnson, B.S. Psychiatric mental health nursing. Adaptation and Growth (2nd.ed). Philadelphia : J.B. Lippincott
3. Lucille, D.G. et all. The aging person a holistic perspective. St Louis : The C.V.Mosby Company
4. Miller, C.A. Nursing care of olde adults. Theory and practice. Philadelphia : J.B. Lippincott.
5. Stanhope, M. And Lancaster, J. Community health nursing : process and practice for promoting health. St. Louis : Mosby Years Book
6. Mooney, Ruth A. And Green Way M.N. Gerontologic. Washington : Delmar Publisher


STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Mata Ajar : Bahasa Inggris
Beban Studi : 2 SKS (prog B) 9 sks (prog A)
Sermester : 2
Prasyarat : -

Diskripsi mata ajar :
Fokus pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan kemauan dan keterampilan mahasiswa dalam kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris, khususnya bahasa yang digunakan dalam kegiatan praktik keperawatan ( English in Nursing ) dengan memperhatikan kaidah penggunaaan atau penyusunan bahasa yang benar.

Tujuan mata ajar :
Setelah mengikuti mata ajar, mahasiswa mampu :
1. Melakukan latihan comprehensif question, vocabulary in nursing, maching exercise, outlining, paragraf analysis, structur and verbal.
2. Berpartisipasi aktif dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris.

Lingkup bahasan :
1. Comprehensif question
2. Vocabulary in Nursing
3. Matching exercise
4. Outlining
5. Nursing diagram
6. Pharagraph analysis, structur and verbal
7. Conversation ( nursing and Clien )


Metode belajar :
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Praktik laboratorium

Buku sumber :
1. Wishon, G.E. & Burks, J.M. (19..) Let’s Write English. New York : America Book Co.
2. Hogue, A.O.A (1992). Writing Academic English.


















STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Farmakologi
Beban studi : 3 sks (prog A)
Semester : III
Prasyarat : -

Deskripsi Cabang Ilmu :
Farmakologi merupakan bagian darikelompok ilmu biomedik. Penerapan ilmu ini pada keperawatan berfokus pada peran perawat dalam pengelolaan dan pemberian obat, jenis obat dan cara kerjanya, serta efek obat terhdaap tubuh yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Kegiatan pembelajaran meliputi kuliah dan diskusi.

Tujuan Cabang Ilmu :
Setelah menyelesaikan cabang ilmu ini, mahasiswa mampumemahami berbagai konsep farmakologi dan menerapkannya dalam praktik keperawatan sesuai dengan peran dan fungsi dengan mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan.
Lingkup Bahasan :
1. Konsep dasar dan prinsip farmakologi
2. Jenis-jenis obat dan mekanisme kerjanya
3. Efek samping obat terhadap tubuh
4. Interaksi antar obat-obatan serta nutrisi secara oral atau parenteral.
5. prinsip dasar pemberian obat-obatan
6. Peran perawat dalam pemberian obat terhadap pasien

Buku Ajar yang dianjurkan
4. Hoyes,E.R. dan Le Fever Kee. J (1996). Pharmacology pocket companion for nurse. Philadelphia : W.B. Saunders comp.
2. Rodman, M.J. dan Smith, D.W. (1990). Clinical Pharmacology in nursing. Philadelphia : J.B. Lippincott Company.

























STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Bahasa Indonesia
Beban studi : 2 SKS
Semester : I
Prasyarat : -

Deskripsi Mata Ajar :
Mata ajar ini mempelajari bahasa Indonesia dalam ilmu keperawatan dengan menekankan penggunaan struktur dan tata bahasa, istilah-istilah dalam ilmu keperawatan, komunikasi dan percakapan dalam asuhan keperawatan sehari-hari baik dalam proses pembelajaran maupun di klinik, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar atau melalui komputer dalam bentuk tulisan akademik. serta membaca referensi yang berkaitan ilmu keperawatan juga memberikan landasan konsep etika dalam berbahasa.

Tujuan Mata Ajar :
Setelah mengikuti mata ajar ini mahasiswa mampu memahami:
1. Menerapkan tata bahasa dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, secara lisan maupun tulisan.
2. Menerapkan terminology keperawatan dan medis dalam pengunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan.
3. Menerapkan penggunaan bahasa Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Pokok Bahasan :
1. Tata bahasa Indonesia.
2. Penulisan tata bahasa Indonesia
3. Pengucapan bahasa Indonesia
4. Terminology keperawatan dan medis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan maupun tulisan.
5. Penggunaan bahasa Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


Nama Cabang Ilmu : Patofisiologi
Beban studi : 2 SKS
Prasyarat : -


Deskripsi Mata Ajar :

Penerapan proses patofisiologi yang mempengaruhi system-sistem tubuh manusia,sehingga peserta didik dapat mengaitkan proses patofisiologi itu dengan perkembangann dan tanda gejala klinis. Mata ajar ini juga mempelajari morfologi fungsi,daur pertumbuhan mikro organisme dan parasit, serta mekanisme terjadinya penyakit atau perjalanan penyakit patogenesis. Khusunya mikro organisme , bakteri, virus, protozoa, fungi. Penekanan dilakukan pada dasar- dasr laboratorium, cara sterilisasi, disinfeksi, serta upaya mencegah dampak mikro organisme dan parasit pada tubuh manusia.

Tujuan Mata Ajar :
Setelah mengikuti mata ajar ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami tentang golongan-golongan utama gangguan kardiovaskuler dan evolosinya dari mekanisme control yang normal.
2. Memahami proses-proses penyakit respiratori utama dan hubungannya dengan fungsi respiratori normal dan mekanisme ketahanan.
3. Memahami gangguan renal utama terutama gagal ginjal akut dankronis
4. Memahami jenis-jenis utama gangguan cairan dan elektrolit dan kontribusinya terhadap homeostasis.
5. Memahami Homeostatis sel dan tumbuh kembang sel normal dan abnormal serta penyakait yang terjai pada darah.
6. Memahami berbagai mikro organisme dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit umum yang terjadi di Indonesia.

Pokok Bahasan :
1. Golongan utama ganguan kardiovaskuler dan evolosinya dari mekanisme control yang normal
2. Proses penyakit respiratori utama dan hubungannya denga n fungsi respiratori normal serta mekanisme pertahanan.
3. Gangguan Renal Utama Terutama Gagal Ginjal Akut dan kronis.
4. Perubahan-perubahan pada system syaraf
5. Perubahan dalam nutrisi dan metabolisme
6. Jenis-jenis utama gangguan cairan dan elektolit dan kontribusiya terhadap homeostatis.
7. Memahami Homeostatis sel dan tumbuh kembang sel normal dan abnormal serta penyakait yang terjai pada darah.
8. Mikro organisme dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit umum yang terjadi di Indonesia.
9. Kelompok-kelompok utama mikro organisme yang mempengarauhi manusia, epidemiologi, mikro organisme, dan metode untuk membatasi penyebaran dan pengendalian infeksi.
10. Sistem Imun dan perannya dalam menangani penyakit.